Popularity
Azura melihat air hujan yang ada dijendela. Ia sangat suka sekali hujan, tetapi tidak suka jika hujan itu sampai terdengar suara petir atau terlalu kencang. “Azura!” Sally menepuk bahu Azura dengan lembut. Azura tersenyum. “ada apa?” tanya Azura. “hmmm.... menurutmu, apakah aku cocok dengan dia?” tanya Sally kepada Azura. Saat itu, Sally sedang tergila-gila dengan George, kekasih barunya. Azura mengangguk. Sally pun memasang wajah tak yakin. “cocok kog.” Azura menambahkan. Sally akhirnya tersenyum lalu meminum hot chocolate nya yang tersedia disebelah laptopnya yang bewarna putih dikamarnya yang cukup luas.
Azura meletakkan skateboard-nya. Ia kelelahan karena hari ini jadwalnya sangat padat. Setelah selesai dari rumah Sally, ia mengikuti klub jurnalist dan memburu berita, ia mendapat bagian “Gossip School”. Azura memang lincah dalam mencari berita. Tubuhnya yang slim membuatnya lebih mudah mendapatkan beritanya. Kali ini, Azura memburu berita tentang pasangan baru sekolah. Josh, seorang lelaki yang membuat Azura tergila-gila sekarang telah berpacaran dengan gadis yang super populer bernama Wendy, itulah berita yang sedang mati-matian ia kejar. Selain untuk School Magazine, ia juga penasaran akan hubungan Josh dan Wendy. Azura merasa rendah akan semua itu. George, satu grup dengan Josh. Mereka semua senior dan mereka juga populer. Mereka biasa disebut “King of School”. Yah, sekolah hanya dapat menganggap anak-anak populer. Azura, gadis periang yang ingin menjadi populer merasa iri dengan mereka semua. Sally, sahabat Azura, begitu lembut, cantik, pintar dan populer. Terkadang ia merasa tidak cocok bersahabat dengan Sally. Namun, hatinya mengatakan lain.
@Miss_Azz : hei!
@Josh_KOB : hei. Ada apa my paparazzi?
@Miss-Azz : tidak, apakah kau benar-benar menyukai Wendy?
@Josh_KOB : memangnya kenapa? Dasar pemburu berita. Lol!
@Miss_Azz : itulah aku. Jawab dulu pertanyaanku!
@Josh_KOB : yeah, i like her so much.
@Miss_Azz : Woah! Why?
@Josh_KOB : IDK :p
@Miss_Az : --“
@Josh_KOB : Sorry, i hv 2 go. See ya!
Tak terasa Azura tersenyum senang karena ia berhasil Chat dengan lelaki yang disukainya. Semenjak itu, ia merasa lebih akrab dengan Josh. Ia merasa bahwa suatu saat dia akan menjadi miliknya.
Keesokan harinya, Azura berangkat kesekolahnya, “Dyqueeln High School”. Awalnya ia menggap sekolah sebagai hal yang paling menyebalkan. Namun, disana... menemukan banyak teman yang senang membuat Azura tertawa. Sally, Celine dan Alice adalah sahabat Azura di Dyqueeln High School. Celine, populer dikalangan kelas-kelas lain, sangat pintar, cantik dan modis. Sedangkan Alice, adalah gadis paling perfect di grup itu. Dia sangat cantik, rambut pirangnya terlihat terawat, bola mata biru melambangkan gadis Amerika sesungguhnya, kulitnya yang seksi membuat semua mata tertuju padanya, Populer dikalangan guru, kakak kelas, dan teman sebayanya di lain kelas. Diam-diam Azura memuja Alice. Namun, Alice sangat terkadang bertingkah tidak menganggap Azura didepan umum. Inilah Azura. Hanya seorang gadis biasa yang ingin menjadi terlihat dan populer seperti sahabatnya. Yup, walaupun Azura agak populer, tetapi ia selalu melihat kearah sahabatnya dan melihat tatapan orang lain kepada sahabatnya.
“1, 2, 3... Go, Fire Wolf. Go, Fire Wolf Go!” sorak Alice yang menjadi wakil ketua di klub pemandu soraknya yang dikenal banyak murid. Fire Wolf, nama klub basket sekolah yang cukup banyak meraih prestasi. Wendy sang ketua klub pemandu sorak tidak dapat ikut klub hari ini. Ia mengadakan acara Fashion Collection di Paris. Well, Wendy adalah tren fashion disekolah setelah Azura. Sedangkan Azura hanya dapat menjadi tren fashion disekolah tanpa keaktivan dan kurang populernya dia. Azura merasa tidak adil akan semua ini. Namun, senyumannya untuk sahabat Azura tak pernah hilang. Azura sangat senang memberi semangat pada sahabatnya ketika mereka sedang memiliki masalah. Tentang kepopuleran, keluarga maupun tentang cinta. “Oh my gosh! Sepatuku!” jerit Alice. Seluruh anggota pemandu sorak terpana pada sepatunya yang rusak. Jaitannya lepas. Azura mendekatinya. “pakai ini.” Kata Azura sambil tersenyum. “kau yakin?” tanya Alice yang tidak ingin merepotkan sahabatnya. “yeah, aku masih punya sepatu ganti dilokerku yang penuh dengan perhiasan, pakaian dan sepatu.” Kata Azura. Azura, mendapat mahkota tren fashion bulan kemarin dari sekolah. Hadiah dari kemenangan itu adalah loker yang lebih luas dan lebar yang berisi pernak pernik fashion. Azura merasa bangga akan hal itu. Karena, ia telah berhasil mengalahkan Wendy sang mahkota tren fashion 4 kali berturut-turut. Wendy kali ini berada dikelas 2 di Dylqueln High School, sedangkan Azura, Alice, Sally dan Celine masih junior. “thanks, Azura. Aku akan mentraktirmu di Teen Cafe malam ini.” Kata Alice ramah, lalu kembali berlatih bersama anggota pemandu sorak lainnya. “hahaha! Pasti asik ya dapat menjadi gadis populer seperti Alice.” Kata Sally setengah berbisik sambil tersenyum mengarah kepada Alice. “yeah, dia beruntung.” Jawab Azura. Sally mulai merasa rendah dan memasang wajah kecewanya. “tapi kau tahu, walaupun orang itu populer yang lebih penting adalah orang lain dapat nyaman ketika berada didekatmu.” Senyum Azura menyemangati hati Sally. Sally tersenyum. “kau juga beruntung dapat menjadi gadis populer dan menjadi tren fashion bulan ini.” Sally memuji Azura dan menyindir dirinya sendiri. “kau juga populer. Kau populer dikalangan King of Boy, suatu kehormatan karena kau sudah mendapat hati salah satu anggota King of Boy itu dan akhirnya semua murid mengenalmu. Kau sangat buruntung.” Jelas Azura mengakui bahwa kepopulerannya kalah dengan Sally. “tapi... hmmmph..” Sally bingung harus berkata apa. “never mind. Ayo kita lihat celine di klub Science-nya!” ajak Azura. Celine, ketua klub sains sekolah. Telah mendapat lebih dari 25 medali kejuaraan sains sekolahnya, dengan mengirimkan anggota klub sainsnya maupun mengirim dirinya sendiri. Celine sangat berbakat. Namun, candaannya yang lebih disukai dari Celine bagi Azura. Azura memang suka tertawa dan tersenyum sambil menceritakan leluconnya. Entah didengar atau tidak, membuat sahabatnya tertawa membuatnya senang. Sally mengangguk lalu membenarkan posisi tasnya yang bermerk ELLE, hadiah ulang tahun Sally dari Azura. Warnanya ungu, terlihat anggun tetapi tidak terlihat seperti wanita tua yang hendak pergi ke pesta. Mereka menaiki elevator diujung koridor sekolah dan menekan lantai 5. Elevator disekolah hanya diperbolehkan untuk anak-anak populer di Dyqueln High School. Layar diatas pintu elevator sudah menunjukkan lantai 5. Pintu elevator pun terbuka. Azura dan Sally berjalan dikoridor sekolah hingga sampai kedepan pintu lab sains. Azura melihat Celine sedang asyik melatih anggotanya. Anggotanya juga terdiri dari senior, namun mereka dapat menghargai Celine yang menjadi ketua di klub sains. Celine memang hebat. Dengan kemampuan otaknya dan kemampuan gaulnya dapat membuatnya menjadi gadis populer. Celine sangat ramah. Celine memiliki beberapa fans dari kalangan gadis-gadis sebayanya yang berada dilain kelas. Celine menganggap mereka bukan sebagai fans, tetapi sebagai teman. Sedangkan Alice dan Wendy yang memiliki terlalu banyak fans bersikap sombong dan tidak mempedulikan. Itu juga menambah daya tarik mereka. Sayang, kepopularitas Alice dibawah Wendy. Sally melihat kearah papan pengumuman didepan lab sains. “Azura, lihat ini! Tingkat kepopuleran disekolah.” Sally meneliti poster itu, dan melihat tulisan akhirnya. “by : Azura Cordward ?” Sally membaca tulisan itu. “apakah kau yang membuat ini?” tanya Sally ragu. “yeah, tetapi menurut pilihan semua murid disekolah ini.” Jawab Azura.
|
“lihat! Aku dan Alice sangatlah berbeda.” Sally mulai cemburu. “lihat! Bahkan aku tidak ada.” Azura menghibur Sally, walaupun didalam benak Azura sangat kecewa akan poster buatannya sendiri, tetapi biarlah karena orang lain yang menilai. “hei, girls! Sedang apa kalian disini?” Celine mengagetkan Azura dan Sally dari pintu lab yang tiba-tiba dibukanya. “haha! Kami hanya ingin melihatmu dan ternyata kami melihat poster ini.” Azura menjelaskan. “Woah! Itu?” tanya Celine tidak percaya. “yup, itu poster yang kami lihat.” Sally mengangguk. Celine membaca poster itu dengan cepat. “yah, tingkat kepopularitasanku menurun.huh! aku benci Cycilia!” Celine merasa terkalahkan oleh kakaknya, Cycilia. Cecylia adalah sahabat Wendy Alajozy dan Matilda Gwerdon. Mereka semua senior. Tetapi Matilda dan Cecylia lebih senior dari Wendy. Great! Wendy memang perfect yang dapat bersahabat dengan kakak kelas. Itu sangat keren! “mungkin tahun depan kau akan naik drastis. Haha!” canda Azura. “yeah, tahun depan sudah tidak ada nenek sihir CECYLIA NICODEM!” Celine menyebut nama kakaknya dengan sangat keras. “hei, Celine. Jangan diluar saja, bagaimana dengan kami?” kata salah satu anggota sains, Zenon McMelchior sang senior yang menyukai Celine. “haha! Maaf ya guys!” Celine meminta maaf pada anggota klub sains. Zenon melihat kearah Celine dengan penuh senyuman. “hei, apa yang kau lihat?!” Celine mengingatkan. “nothing.” Jawabnya simple. “girls, maaf ya aku harus mengajar. Kalau kalian ingin masuk silahkan!” ajak Celine dengan penuh keceriaan. “ah, tidak usah. Nanti kami akan mengganggumu. Kau tahu kan sifat kami.” Jawab Sally sampai tertawa kecil. “ok, see ya!” Azura menambahkan. Celine tersenyum melihat sahabatnya yang selalu menghargainya dalam hal ini. Celine terus tersenyum. Azura pun heran. Azura segera menutup pintu lab sains agar Celine kembali fokus. “blam!” pintu tertutup, Celine tetap tersenyum tanpa sadar. “BOO!” Zenon mengejutkan Celine sehingga kembali sadar. “haha! Maaf lagi guys.” Celine meminta maaf. Seluruh kelas pun tertawa dan melanjutkan percobaannya. Azura dan Sally melihat Celine dari kaca jendela lap sains. “kau lihat tatapan Zenon kepada Celine?” tanya Azura. “yeah, sepertinya Zenon menyukai Celine. Haha!” jawab Sally lalu menggandeng tangan Azura menuju ujung koridor. Yang mengarah ke balkon sekolah. Azura begitu senang melihat Alice yang sedang asyik berlatih. Sedangkan Sally tersenyum saat melihat George berlatih basket dengan Josh, Leonard dan Christian anggota The King of Boys. “dia memang keren. Tetapi aku sangat payah.” Sally merendah ketika melihat gadis-gadis menyoraki Josh dan George di bangku penonton dan diluar pagar lapang basket. Sebenarnya ada 2 lapangan basket di Dylqueln. Namun, Josh lebih suka berlatih diluar ruangan. Josh melihat kearah Azura. Azura terperangkap pada momen itu, Azura menoleh kearah Alice agar tidak dicurigai. Josh memasang wajah heran dan kembali kepermainannya. “F-I-R-E W-O-L-F... Fire Wolf!” sorak pemandu sorak semakin keras. Gadis-gadis penggemar basket dan fans Alice ikut menyoraki. Alice menunjukkan gerakan yang tidak dapat ditunjukan oleh anggota pemandu sorak lainnya kecuali sang ketua, Wendy.
Pintu lab sains terbuka. Anggota klub sains mulai keluar dari lab. Celine membereskan barang-barang percobaan. Dibantu oleh Frida, Genny, Edward, Luke dan Zenon. “ok, guys! Makasih atas bantuannya.” Celine mulai mengumumkan bahwa mereka dapat keluar dari lab. Zenon keluar dari kelas. Zenon, melihat kearah Celine yang sedang membereskan dokumen dokumennya. Zenon melangkahkan kaki keluar lab. “woah!” Azura menarik tangan Zenon dengan paksa. Diikuti oleh Sally. “well, sepertinya ada yang menyukai sahabat kami.” Azura memasang wajah jahatnya. “yeah, itu benar! Dan... apakah kau menyukai gadis tersebut?” Sally melanjtukan. Zenon merasa takut. “it’s alright. Kami akan membantumu.” Azura merasa kasihan akan tatapan Zenon yang kebingungan. “kau tahu, berpacaran dengan senior adalah impiannya.” Sally menambahkan. “darimana kau tahu?” Azura dan Zenon heran. “well, minggu kemarin aku mengunjungi rumahnya. Ketika ia hendak mengambil camilan, aku melihat buku diary-nya. Tak sengaja aku membacanya. Diatasnya ada tulisan ‘My Dream’. Haha! Beruntung sekali kan?” Sally menjelaskan sambil mengakui yang sebenarnya. “kau memang gadis jahat.” Ejek Azura sambil tertawa. “sepertinya aku beruntung sekali. Apakah kalian mengizinkanku jika aku memenuhi mimpinya?” Tanya Zenon. “yup, tetapi ada beberapa syarat. First, jangan sakiti hatinya. Second, jangan memperburuk hubungannya dengan kami. Third, buat dia bahagia.” Sally menjelaskan peraturan dengan rasaa kepercayaan dirinya. Azura tersenyum. “hei, guys!” sapa Celine. Azura, Zenon, Sally tersenyum kearah Celine. “OMG! Aku harus mengambil dress dilokerku!” kata Azura panik lalu menarik tangan sally dan berlari menyusuri koridor sekolah. Celine mencoba menyusul. Tetapi, Celine ketinggalan. “pfffh! Ada apa sih dengan mereka? Apa mereka lupa denganku?” tanya Celine kepada Zenon. “aku rasa tidak.” Jawab Zenon lalu berjalan menuju elevator bersama Celine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar