Rabu, 19 Oktober 2011

Best Friend or CRUSH (chapter 3)

Best Friend  or CRUSH

Hey kau! Apakah kau mengingatku? Aku adalah temanmu yang paling akrab sebelum kau menemuinya dan menjadi kekasihnya.

@Josh_KOB : hey!
@Miss_Azz : =)
@Josh_KOB : kau tahu A7X?
@Miss_Azz : yeah, aku suka mereka. Lagunya keren! Kau?
@Josh_KOB : yeah, same with ya.
@Miss_Azz : kau suka musik rock ?
@Josh_KOB : ya, tetapi aku juga suka musik jazz.
@Miss_Azz : same. Musik jazz memang membuat otak         menjadi tenang.
@Josh_KOB : emang otakmu tidak pernah tenang ya? :D
@Miss_Azz : well, tidak juga :P itu kalau aku sedang banyak pikiran saja.
@Josh_KOB : pikiran apa?
@Miss_Azz : hmmm... jurnalist dan rancangan busana.
@Josh_KOB : haha! Kalau aku sibuk olahraga. Oh ya, sekali-sekali... kau juga harus beristirahat.
@Miss_Azz : aku tahu. Thanks!
        Azura menunggu pesan dari Josh. Ia berharap Josh menjawab “yeah” atau “;-)” atau kata kata lainnya yang menandakan ia setuju. Sudah sekitar lima belas menit Azura menunggu. Namun tidak ada jawaban. Azura merasa sedikit kecewa. Mungkin karena ia adalah milik Wendy, dan bukan miliknya. Well, Wendy dan Azura sangatlah berbeda. Wendy sangat populer, cantik, pintar, modis dan perfect dimata semua orang yang memandangnya. Berbeda dengan Azura. Ia modis, tidak terlalu pintar dan juga tidak terlalu populer. Bagi Azura kesempurnaannya dan Wendy bukanlah hal penting. Karena, dari semua itu, Azura merasa lebih memiliki segalanya daripada Wendy. Azura juga memiliki harta yang lebih banyak daripada Wendy. Namun 1 yang membuat Azura sangat kecewa. Yaitu, ia tidak dapat mengambil hati Josh. Lelaki yang paling populer dan paling tampan. Semua itu membuatnya rendah.
        “hei, Celine!” sapa Zenon yang berjalanan berlawan arah bersama George. “Hey!” sapa Celine balik. “kau lihat wajahnya hari ini?” bisik Sally pada Azura sambil membawa buku matematikanya. “yeah, Celine tampak lebih ceria hari ini.” Jawab Azura sambil tersenyum. “WAIT!” panggil Alice dari kejauhan. Alice berlalri menghampiri sahabat-sahabatnya. Azura, Sally dan Celine menghentikan langkah mereka. “sorry, sorry, sorry girls!” kata Alice sambil terengah-engah. “wow wow wow, calm down sweety!” kata Celine sambil menepuk bahu Alice. Alice terlihat sangat terdesak. “ada apa?” tanya Azura. “sepertinya ada kabar buruk. Benarkan?” tambah Sally. Alice menegakkan badannya. “yeah, sepertinya.” Jawabnya agak pelan. Azura, Celine dan Sally menatap Alice dengan wajah penasaran. Alice mengerti wajah sahabat-sahabatnya itu. Dan sepertinya, ia harus menjelaskan. “well, tadi aku membuat kesalahan. Aku mengajak Wendy battle dengan kita.” Kata Alice. “what? Battle apa?” tanya Azura tidak percaya. “yeah, kau tahu... pertarungan pemandu sorak.” Jelas Alice. “WHAT?!?!” jawab Sally, Azura dan Celine bersamaan. Alice mengangkat dua jarinya yang mengartikan lambang “peace”. “hey, kau tahu... kita bukan anggota klub pemandu sorak!” cetus Celine. “yayaya, aku tahu. Karena itu aku minta maaf. Aku yakin kalian bisa melawan mereka.” Jelas Alice. “when?” tanya Azura yang sepertinya agak setuju dengan tantangan Wendy. “nanti, pada saat makan siang.” Jawab Alice lalu berlari ke ruang ganti.
        Istirahat pertama pun tiba. Poster “pertarungan Pemandu Sorak” pun sudah terpasang di setiap koridor sekolah. Azura terkejut saat melihat poster itu. “sepertinya akan ada pertarungan besar. Haha!” sindir Wendy dengan sinis kepada Azura. Matilda dan Cecylia membelai pundak mereka masing-masing tanda akan menyingkirkan Azura dan sahabat-sahabatnya. Azura memutar bola matanya. “sedang apa kau sendirian?” tanya Josh tiba-tiba mengagetkannya. Azura melirik kearah poster tersebut. “oh, aku tahu itu.” Kata Josh perhatian. Azura tersenyum. Cecylia melihat kearah Josh. “sepertinya aku harus pergi. Bye!” Kata Josh dengan ramah kepada Azura. Azura membalik arah dan berjalan dengan perasaan kecewa. “aw! Watch out!” kata Alice yang tertabrak Azura. “owh, Azura. Sedang apa kau disini? Aku mencarimu kemana-mana. ayo kita merancang seragam pemandu sorak!” ajak Alice lalu menggandeng tangan Azura dan berjalan agak cepat. Sesampainya diruang ganti, Sally dan Celine menatap Azura dan Alice. “costume?” kata Celine sambil mmelirik kearah Azura. “owh, yeah. Aku sudah merancangnya tadi saat pelajaran Mr. Edward.” Jawab Azura sambil menyodorkan kertas. “lalu, dimana kostumnya?” tanya Celine lagi. “ada di lokerku.” Jawab Azura singkat sambil menoleh kearah pintu. “biar aku saja yang mengambilnya!” usul Sally. “yeah, thanks.” Azura berterimakasih. Sally berlari menuju pintu dan berlari lagi menuju loker Azura. “hey!” sapa George. Sally tidak menghiraukan sapaan manis dari George dan terus berlari. Josh menepuk pundak George dan menertawakannya. “haha!” canda Josh. “hei, sepertinya ia sedang terburu-buru.” Kata Leonard. “well, sepertinya...” George mendesah. Josh melihat kearah poster besar yang ada disampingnya. “ya, itu benar! Lihat itu!” Josh menunjuk kearah poster besar tersebut. “memangnya Sally bisa? Setahuku, sifatnya lembut dan keibuan.” Kata George khawatir namun disisi lain memuji Sally. “tentu saja!” jawab Sally yang tiba-tiba mengagetkan George. Sally sengaja menabrakan pundaknya ke pundak George. Sally sebal. George dapat merasakan itu. “c’mon, dude! Kita cari Zenon!” ajak Leonard. Lalu, mereka berjalan menuju halaman sekolah untuk menemui Zenon.
        “iNI!” Sally meletakkan kostum pemandu soraknya dan sahabatnya dengan kasar di kursi. “ada apa?” tanya Azura cemas. Sally menghembuskan nafas panjangnya. Sally tidak ingin cerita. Azura termenung, tidak tega melihat Sally yang sedang bad mood. Azura menunjukkan kostum pemandu soraknya. Tak sengaja Sally menjatuhkan lipstick yang ada dimeja rias ruang ganti  “Popular Girls”. Yup, gadis populer memang banyak mendapatkan fasilitas oleh sekolah. Sebenarnya, gadis biasa juga dapat masuk ke ruang ganti itu. Namun, semua siswa disekolah pasti akan membicarakannya. “ups!” Sally meletakkan kembali ke meja rias tersebut. “coba kau pakai!” perintah Azura pada Sally. “what? Me?” tanya Sally ragu. “yeah, karena kau sudah menjatuhkan lipstick itu.” Canda Azura. Sally mencoba kostum pemandu sorak rancangan Azura. Rambut Sally bewarna blonde. Dia memang berkepribadian seperti putri. Wajahnya pun manis. Bola matanya bewarna coklat tua. “wow! Ya look gorgeous!” puji Celine. Sally tersenyum. “aw!” rintih Sally ketika Alice menarik kedua ikat rambutnya dan melepas bandonya. “sorry, tapi kau lebih terlihat cantik tanpa semua ini.” kata  Alice. “i don’t think so. Aku takut rambutku sangat jelek. Jadi, aku ikat.” Kata Sally. Azura tersenyum. “kau lebih cantik jika ikat rambutmu dilepas.” Tambah Azura. Sally tersenyum. “jadi kau sudah tidak marah?” tanya Celine. “yah, sedikit.” Jawab Sally.


       Yay! Bel waktu makan siang berdering. semua murid segera berlari menuju ruang basket dilantai 2 Dylqueln High School. Mereka berebut untuk mendapatkan tempat atau tempat berdiri untuk dapat melihat pertarungan antara gadis terpopuler di Dylqueln High School. “hei, pertandingannya three vs three. Salah satu dari kita tidak ikut.” Jelas Alice dengan berwibawa. “aku saja yang tidak ikut! Aku tidak begitu mahir dalam dance.” Sally mengalah. “okay! Kita bertiga harus kompak!” Alice menyemangati sahabat-sahabatnya. Josh, George, Zenon dan Leonard mencari tempat untuk melihat pertarungan tersebut. Celine melihat kearah Zenon dan berlari kearahnya. Ternyata Josh hanya ingin mengambil bola basket saja. Akhirnya the King of Boys keluar dari ruang lapangan basket. Celine terus mengejar Zenon. Well, mungkin Celine rindu dengan Zenon. Tetapi, Celine meninggalkan pertandingan. “hei, apa-apaan dia? Dia lebih memilih Zenon daripada kita?” cetus Alice. “yeah, itu benar.” Sahut Azura. “well, kalau begitu aku akan menggantikan Celine.” Kata Sally.
        “hey, kau yang menumpahkan minuman soda kepadaku segeralah bertaubat. Hey, kau yang menumpahkan minuman soda kepadaku you’re bitch.” Sahut Wendy sambil menggerakkan tubuhnya.
        “hey, kau yang mengkritikku dengan kritikan sialan tak tahukah jika kau itu sialan? Hey kau yang mengkritikku berhentilah untuk menjadi gadis manja.” Sahut Alice ganti.
        Penonton semakin bersorak dengan semangat “Wendy... Wendy...!” “Alice... Alice...!”. namun sorakan Azura lebih sedikit. Azura agak kecewa namun tetap tidak mau kalah.
        “hey, bukankah kau yang sialan karena telah menumpahkan minuman menjijikan karena kau memang menjijikkan. Hey, bukankah kau yang manja yang berusaha menjadi yang terbaik tetapi hanya menjadi pecundang!” balas Cecylia dengan gerakannya.
        Murid-murid mulai mengeraskan suara sorakan untuk Cecylia. Alice mulai kehabisan kata-kata untuk membalas mereka semua.
        “hey, shut up your shitty mouth! Hey, seharusnya kau jangan mengatakannya menjijikkan karena bajumu menjijikkan. Hey, lihatlah bajumu yang terdapat sobekan karena gerakanmu yang terlalu keren. Hey, pikirkan bajumu yang terbuat dari kain MURAHAN!” balas Azura. Selalu tentang pakaian. Azura memang suka memperhatikan pakaian.
        Wendy, Matilda dan Cecylia melihat kearah bajunya masing-masing. Ternyata terdapat sobekan dibaju Wendy dan Cecylia. Seluruh murid tertawa. Matilda tertawa sedikit. Wendy melihat kearahnya dengan marah. Matilda terdiam. “sorry.” kata Matilda. “yeah, that’s good girls!” puji Sally. Azura tersenyum. Penggemar Azura mulai menyorakinya semakin keras. Azura merasa bangga. Alice tersenyum tetapi agak sedikit jelous. Wendy kehabisan kata-kata dan menghembuskan nafas panjang. Matilda menoleh kearah Celine yang daritadi tidak memperhatikan sahabat-sahabatnya dan sedang asyik berbicara dengan Zenon. Ternyata Josh dan George tidak ingin melewatkan pertarungan ini. Yeah, mungkin tidak heran karena Josh adalah kekasih Wendy dan george adalah kekasih Sally. Matilda memiliki balasan untuk Alice, Sally dan Azura.
        “hey, kau lihatlah penghianat diatas sana dan lihatlah dia adalah sahabatmu sendiri. Hey, kau mungkin terlalu menjijikkan baginya untuk menjadi sahabatnya dan ia menghindar darimu. Yay yay yay!” sorak Matilda. Alice segera mengikuti tarian Matilda dan tiba-tiba tersenyum. Cecylia tertawa ketika melihat sahabatnya, Matilda memiliki kata-kata yang lebih PEDAS daripada Azura.
        Alice, Sally dan Azura melihat kearah Celine. Yeah, Sally sedang asyik berbicara dengan Zenon tanpa menghiraukannya. “what? Apa-apaan dia? Tadi, dia lari dari pertandingan ini demi zenon. Sekarang, dia tidak menghiraukan kita!” cetus Azura. “yeah! Sahabat macam apa dia?” tambah Alice kesal. Sally melihat sosok george dan merasa bangga. Sally bangga karena ia telah menunjukkan bakatnya pada George. Sally tersenyum licik kearah George. George merasa bersalah.
        “apakah kalian ingin membalas? Atau biarkan kami yang menang?” kata Wendy. Alice, Sally dan Azura terdiam. “okay. Well, we win!” sorak Cecylia. “hey, all! Pemenangnya adalah kami, team Wendy!” sorak Matilda. “yeah, that’s right!”tambah Wendy. Seluruh siswa bersorak keras. Alice, Sally dan Azura kalah dari pertandingan ini. “poor my little sweety!” ejek Wendy lalu pergi ke ruang ganti khusus gadis populer. “semua ini salah Celine!” sahut Sally yang tadinya mencoba untuk sabar tetapi mulai panas.
                     

Rabu, 12 Oktober 2011

Plan (chapter 2)

                            Plan?
       

        “AZURA! Jangan terlalu cepat!” cetus Sally. “ooops, maaf Sally. Aku terlalu bersemangat. Haha!” jawab Sally lalu melanjutkan berjalan kelantai 1. “aku lelah!” kata Azura. “sama denganku!” dilantai 3, Azura dan Sally berlari menuju elevator. Dilihatnya Celine dan Zenon keluar dari elevator menuju kantin dilantai 3. Azura menarik tangan Sally untuk bersembunyi. Setelah keadaan aman, Sally menarik tangan Azura kearah elevator.
         Dihalaman sekolah, lantai 1. “Go... Go...!” Alice masiih berlatih. Azura dan Sally berlari kearah Alice. “ikuti gerakanku!” Alice menggerakkan tubuhnya dengan tehnik yang tidak dapat diikuti oleh gadis biasa selain anggota pemandu sorak. Alice melihat kearah Azura dan Sally yang berlari menghampirinya. “hy, Gi...” Alice tak sempat melanjutikan kata-katanya. “Woah! Calm down girls!” Sally dan Azura menarik tangan Alice dan berhenti ditempat yang cukup aman untuk memberi info tentang Celine. “Zenon? Benarkah?” tanya Alice tak yakin stelah Sally menjelaskan. “aku tak sabar menanti cerita berikutnya!” Alice bersorak senang. Lalu segera kembali kesifatnya yang keren dan tidak mempedulikan. “yeah, itu kabar baik.” Lanjut Azura. “yup. Maaf aku harus menyelesaikan latihanku. Kira-kira 5 menit lagi kami akan selesai berlatih.” Jelas Alice. Azura mengacungkan jempolnya tanda setuju. George menghampiri Sally dan menatapnya. Sally merasa tidak tahan lalu menggangdeng tangan Azura untuk segera pindah dari tempat itu. George heran. Josh melihat tingkah Azura dan sahabatnya yang menarik perhatiannya.
        “hah, mereka memang sibuk.” Keluh Azura. “yeah, bagaimana nanti kalau mereka sudah memiliki pacar ya? Apakah mereka akan peduli dengan kita?” tambah Sally yang agak kesal. “pfffh! Memang asik menjadi mereka.” Azura menjelekakan dirinya sendiri. “yeah.” Respon Sally. Azura dan Sally duduk di cafe sekolah sambil meminum ice blend mereka masing-masing dan beberapa cake yang terlihat menggoda. Azura melihat kearah Wendy. “hei, nenek sihir sudah kembali.” Azura terus menatap Wendy. Wendy memang selalu tampil menarik. Ia memakai Dress dengan bentuk yang unik yang bermerk identiTee. Azura merasa kesal melihatnya. Wendy menatap Azura dengan sinis dan merasa bangga akan dress-nya yang baru ia dapatkan dari liburannya di Paris sambil mengurus bisnis fashion-nya. Azura menaiki elevator dan turun kelantai 1 tempat loker-lokernya berada. Ia melalui ruangan bernama “Popular” didalam situ, terdapat lokernya.sedangkan loker Sally, Alice dan Celine berada diruangan “Hot Popular”. Yah, inilah Azura. Selalu ingin terlihat seperti sahabat-sahabatnya. Ia membuka lokernya. Didalam lokernya, terdapat beberapa dress, t-shirt keren, rok pendek dan celana yang berkelas. Ia memakai dress bewarna ungu, lalu mengambil jubah berbulu super glamour dan mengeluarkan sepatu boot berbulu putihnya. “yeah, i like my style.” Azura bercermin dan mengambil kacamata bermerk GUCCI bewarna ungu tua. Azura berlari menuju elevator. Yup, semua murid melihatnya. Seperti tuan putri yang tersesat disekolah. Dan fahion tingkat tingginya membuat gadis-gadis iri kepadanya. Layar pada elevator sudah menunjukkan lantai 3. Azura kembali ketempat duduknya dan memamerkan fashion-nya kepada Sally. Wendy kaget melihat Azura. Murid-murid yang berada di cafe itu mulai mendekati Azura dan Sally. Wendy merasa kalah, tetapi ia tidak ingin kalah begitu saja dengan orang yang tingkat kepopulerannya lebih rendah darinya. Wendy, Cecylia dan Matilda menghampiri Azura. “ada apa?” kata Azura dengan sinis. “gayamu seperti beruang. Haha!” kata-kata pedas dari Wendy pun keluar. Semua murid yang mendengarkannya tertawa. “nona berbulu!” tambah Cecylia. Azura menundukkan kepala. Sally berdiri menggenggam tangan Azura untuk berdiri. “oh, thanks! Kau sangat baik!” sally tersenyum menyindir kepada Wendy. “yeah, you’re welcome.” Jawab Wendy. “haha! Rupanya kau iri?” Azura bankit dari rasa malunya. “apa? Iri? Oh, bless you heart baby.”sindir Wendy. Sally merasa geram. “gayamu seperti tarzan. Dress bewarna coklat yang bagian bawahnya berdesain miring dan sepatu sandalmu yang bewarna coklat kayu. Owh, kasihan kau!” Sally menyindir Wendy. Azura tidak ingin kalah dari Sally. “yeah, kasihan sang tarzan. Pasti kau tersesat berada disini?” Azura menambahkan. “pfffh!” Wendy menghentakkan kakinya lagu segera pergi dari cafe itu. Semua murid tertawa. Azura melepas jubahnya, menunjukkan dresssnya yang bagian bawahnya sedikit rumit dan kerahnya yang polos tetapi terlihat anggun. Rambut keriting gantung bewarna hitam yang ketika terkena sinar matahari terlihat bewarna ungu tuanya berkombinasi warna dengan dressnya, menjadi sangat indah. Sally tersenyum melihatnya. Wendy, melihat momen itu dijendela cafe dan menjadi semakin geram. “Azura Montez.” Kata Wendy Alajozy dengan senyuman jahatnya dan pergi menjauhi cafe itu.
        “Minggir!” Wendy mengusir Alice untuk menempati tempatnya sebagai ketua. “hei, bicaralah dengan bahasa yang SOPAN!” bentak Alice lalu berjalan menuju posisinya sebagai wakil. “terserah.” Balas Wendy, memutar bola matanya. “Go... Go... Go...!” Wendy mulai memimpin. Rambutnya yang panjang sepunggung bewarna coklat dibobnya, bola mata bewarna hijau, gerakannya yang sangat menarik membuatnya terlihat sempurna dimata orang lain. 5 menit berlalu, waktu latihan klub pemandu sorak pun habis. “kenapa hanya sebentar?” cetus Wendy. “salahkan dirimu sendiri!” Kata Alice sambil berjalan santai menuju ruang ganti. Sifat Alice yang dingin, keren dan pedas membuatnya memiliki banyak penggemar. Wendy menghampiri Josh yang sedang latihan basket lapangan dekat klub pemandu soraknya latihan. “hei, josh!” sapa Wendy penuh senyuman sambil menyodorkan air minum. “hei!” sapanya ganti. Azura melihat momen itu dari balkon lantai 3. “mungkin, aku hanya menang dalam busana dan sahabat. Tetapi tidak untuk dia.” Keluh Azura dalam hati sambil menatap tatapa hangat Josh pada Alice. “apa yang sedang kau lihat?” tanya Sally penasaran. Azura menunjuk arah Alice yang berjalan menuju pintu masuk sekolah. “hai teman-teman!” sapa Celine dari belakang Sally dan Azura. Sally dan Azura menoleh kearah Celine. “by the way, kenapa kalian menghindariku? Apa kalian melupakanku?” gerutu Celine. “ah, tidak. Itu mungkin hanya perasaanmu saja.” Azura melawan. “yeah, itu benar.” Tambah Sally. “oh, begitu ya? Maaf ya!” Celine tersenyum. Senyumannya seperti matahari pagi yang cerah.
        “bagaimana menurutmu kalau kita mendekatkan Zenon dengan Celine?” tanya Azura.
        “aku setuju. Bagaimana denganmu? Sally?” Alice menoleh kearah Sally yang sedang asyik mengirim pesan menggunakan iphonenya yang bewarna hijau, warna faforitnya. Sally terus tersenyum manis hingga tertawa sedikit. Azura dan Alice yang melihat momen itu menjadi heran dan berpikir bahwa Sally memang agak gila, walaupun Azura dan Alice sendiri juga sering mengalaminya saat mengirim pesan kepada orang yang disukai mereka. “freak.” Kata Alice sambil memutar bola matanya. Sally meletakkan handphone-nya dan mulai fokus. Sally melihat kearah Alice.
        “aku setuju” jawab Sally
        “so, apa rencana kita?” tanya Alice
        “kita biarkan Zenon dan Celine berdua. Sedangkan kita mencoba menghindar dari Celine. Kau tahu, ide ini memang sedikit gila. Namun, kita tidak dapat berbuat apa-apa lagi.” Jelas Azura, lalu memasukkan yogurt rasa strawberry yang bertoping oreo, choco chips, coklat dan permen kenyalnya.
        “hei, you know what? Itu bukan sedikit gila, tetapi sangat gila!” seru Sally.
        “yeah! Well, apakah kita tidak akan merasa kesepian tanpa Celine?” Tanya Alice.
        “awalnya, aku juga berpikir begitu. Tetapi, kau tahu impiannya dan keinginan Zenon?” Azura meletakkan sendok yogurt-nya dengan pelan sambil menatap kearah dua sahabatnya itu.
        “yeah. Terkadang kita juga butuh pengorbanan.” Alice setuju
        “tetapi, kenapa harus persahabatan yang dikorbankan?” tanya Sally menatap Alice dan Azura. Azura dan Alice saling bertatapan dan kehilangan kata-kata. Disisi lain, Azura dan Alice ingin membuat Celine bahagia, disisi lain juga mereka tidak sanggup melepaskan Celine.
        “oke, aku setuju! Let’s do it girls!” Sally akhirnya setuju akrena lebih mementingkan Celine daripada dirinya yang kehilangan Celine. Azura dan Alice tersenyum. “haha! Kita lakukan besok.” Alice senang. Azura mengangguk.
       





Zenon : Hi! Bagaimana harimu?
Celine : Hi too! Buruk sekali :(
Zenon : boleh ku tahu kenapa?
Celine : hari ini, sifat Azura dan Sally berubah. Aku agak kesepian untuk itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi, sepertinya mereka menyimpan sesuatu.
Zenon : oh ya? Bagaimana dengan Alice?
Celine : dia... seperti biasa, sibuk dengan klub pemandu soraknya. Tetapi dia juga sedikit berubah. Kira-kira, apa ya yang membuat mereka seperti itu? :(
Zenon : aku sendiri juga tidak tahu. Apa pun yang mereka lakukan, hanya ingin yang terbaik buat kau, Celine. Aku yakin mereka adalah sahabat terbaikmu.
Celine : bagaimana kau tahu. Weird!
Zenon : yaaaah... aku tahu dari tatapan mereka dan sifat mereka kepadamu.
Celine : memang, bagaimana sifat dan tatapannya? :o
Zenon : penuh dengan kehangatan, kesetiaan, dan lain-lain
Celine : oh begitu. But, i miss them ALL! :’(
Zenon : hei, tersenyumlah sedikit. Mereka mungkin tidak suka kalau kau kecewa.
Celine : hmmmm.... :(



















           Celine melemparkan handphone-nya dengan kasar ke kasurnya yang empuk dan lembut. Ia merasa kecewa akan semua itu. Baru kali ini Azura, Sally dan Alice membiarkan Celine sendirian. Tetapi, Celine sudah tidak kesepian lagi saat ia mengirim pesan pada Zenon. Tak tahu mengapa Celine merasa nyaman ketika sedang ada masalah dan bercerita kepada Zenon. Zenon, lelaki tampan berambut coklat terang yang menyukai gadis bernama Celine berambut brunotte. Yeah, mereka memang pasangan serasih ketika dijodohkan. Celine sangat sempurna dimata Azura dan Zenon, sedangkan Zenon sangat sempurna dimata Celine. Zenon masih penasaran pada Celine. “apakah Celine juga menyukaiku?” tanyanya dalam hati. Menggenggam handphone bewarna hitamnya di kamarnya yang tidak terlalu luas namun sangat unik. Kamarnya pun bernuansa gotik dan tertempel beberapa poster band rock faforitnya. Piala dan medali pun terpampang dikamarnya. Jendelanya mengarah kearah hutan kecil disebelah rumahnya. Zenon ingin mengungkapkan perasaannya kepada Celine. Zenon sangat mahir dalam bidang Sains dan olahraga, tetapi ia tidak mahir dalam bidang perasaan. Setelah mengumpulaj keberanian. Zenon mencoba mengirim pesan pada Celine.

Zenon : Maaf ya Celine kalau aku tidak membuatmu nyaman. Sebenarnya aku sudah lama memendam rasa ini, namun... aku sangat payah dan terlalu malu untuk mengatakan ini. Aku menyukaimu! Aku tidak ingin kau menyukaiku kembali hanya karena kasihan kepadaku, aku ingin kau jujur kepadaku dan perasaanmu.






               





Setelah mengirim pesan itu, Zenon merasa lega. 1... 2... 3... Zenon melihat kearah handphone-nya lagi. Ia merasa bahwa ia salah mengungkapkan perasaannya. Zenon takut Celine tidak menerimanya. Namun tiga menit berlalu, handphone Zenon menyala. Zenon, melihat kearah handphone-nya.






Zenon : Maaf ya Celine kalau aku tidak membuatmu nyaman. Sebenarnya aku sudah lama memendam rasa ini, namun... aku sangat payah dan terlalu malu untuk mengatakan ini. Aku menyukaimu! Aku tidak ingin kau menyukaiku kembali hanya karena kasihan kepadaku, aku ingin kau jujur kepadaku dan perasaanmu. (Send Failed)




       

Zenon merasa lega akan hal itu. Ia belum siap untuk mengungkapkan segalanya.
        “Oh My Gosh! Josh dan george memang selalu terlihat tampan!” itulah bahasa para pemandu sorak. Klub pemandu sorak memang kebanyakan suka bergosip, terutama tentang lelaki. Yeah, anggota pemandu sorak tidak asing dengan kata, “Oh, My Gosh!”. Alice pun juga. well, mungkin bukan sifat Alice untuk banyak berbicara. Namun, murid-murid lebih menyukai sifat Alice yang ceria.
        “hei, kau sudah siap untuk hari ini?” bisik Sally yang duduk disebelah Azura pada saat pelajaran Mr. Edward. “yeah” bisik Azura pelan. Sally mengarah kearah Alice yang duduk dibelakangnya. “kau?” tanya Sally. Alice mengacungkan jempolnya. Sally dan Azura tersenyum. “Miss Sally, Miss Alice, Miss...” kata Mr. Edward melirik kearah Azura yang tidak mengetahui namanya. “azura” Azura memutarkan bola matanya. Ia merasa kecewa karena Mr. Edward dapat menghafal nama Sally dan Alice, sedangkan ia tidak. “yeah, siapa saja terserah kau. Yang jelas, kalian tahu sekarang pelajaran matematika, bukan pelajaran BERBICARA.” Mr. Edward memelototi Azura. Lagi-lagi hanya Azura. Alice membersihkan kukunya dan tidak memedulikan. Sedangkan Azura, merasa tegang akan amarah Mr. Edward. “we’re sorry!” kata Azura dan Sally. Mr. Edward melirik kearah Alice. “sorry” kata Alice tenang sambil melihat kearah Mr. Edward lalu kembali fokus pada kukunya yang baru di menicure dan pedicure kemarin sore. Celine yang berada disebelah Alice merasa heran akan pembicaraan sahabatnya. “wait a second, apa yang kalian bicarakan?” Celine bertanya. Azura, Alice dan Sally mulai bingung. Alice tersadar akan situasi yang lebih penting draipada kukunya. “yeah, sebenarnya malam ini kami ingin ke Teen Cafe. Apa kau ingin ikut?” kata Azura sambil melirik kearah Sally dan Alice.
        “yeah, that’s right!” jawab Alice. Sally mengangguk.
        “ummm... oh... tentu saja. Aku akan datang!” jawab Celine lebih keras.
        “Miss Alice, Miss Celine, Miss Sally, Miss...” Mr. Edward mencoba mengingat. “Ozona! Kalian keluar dari kelas!” bentak Mr. Edward. Teman-teman tertawa saat mendengar kata “ozona, o-z-o-n-a” Azura semakin sebal. “Azura, sir!” Azura mengingatkan. “whatever!” kata Mr. Edward sambil menunjuk pintu keluar. Azura, Alice, Sally dan Celine keluar dari kelas. Beberapa menit kemudian. “pfffh! Memang sudah nasib kita seperti ini.” Kata Celine memulai pembicaraan. Azura, Alice dan Sally menoleh kearah Celine. Celine melihat kearah Zenon yang keluar dari kelas. Azura, Alice dan Sally melihat momen itu. Oh no! Ternyata bukan hanya Zenon yang keluar dari kelas. George, Leonard daaan JOSH juga. Azura melihat Josh menatapnya. Azura menjadi malu. “hai!” sapa George pada Sally dengan senyum manisnya. “hai juga. sedang apa kau keluar kelas?” tanya Sally. “kau tahu, kami dihukum karena membicarakan sesuatu didalam kelas Mrs. Milly. Yeah, that was sucks!” kata George dengan lembut. “kau?” sambung George. “well, sama sepertimu.” Sally menjawabnya dengan sedikit malu karena ia tidak ingin menunjukkan hal terjeleknya kepada kekasihnya, George. George tersenyum. Zenon melihat kearah Celine yang sedang asyik bercanda dengan Azura. Alice menatap kearah Sally dan Azura dan menaikan satu alisnya. “sepertinya lip glossku tertinggal di toilet, sorry guys aku pergi dulu.” Azura berlari menuju belokan dikoridor sekolah. “aku harus memberikan pengumuman pada anggota pemandu sorak. Sorry!” Alice ikut berlari mengejar Azura. “aku bantu!” jawab Sally lalu berlari mengikuti Azura dan Alice. “hmmm... sepertinya aku harus menggandakan pengumuman klub basket. Kami pergi dulu ya!” kata Josh melirik kearah George dan Leonard. “yeah, jangan terlalu lama ya!” Zenon mengingatkan. Josh, George dan Leonard berjalan menyusuri koridor sekolah. Well, kini hanya ada Celine dan Zenon. “sebenarnya...” kata Zenon dan Celine bersamaan. Zenon terdiam dan menatap Celine tanda mempersilahkannya berbicara terlebih dahulu. “tidak, kau saja dulu.” Jawabnya. Zenon semakin penasaran. Mungkin tadi Celine ingin mengungkapkan bahwa Celine juga menyukai Zenon. Namun, Celine balik bertanya. Zenon menjadi semakin berdebar-debar. “sebenarnya... aku menyukaimu. Ini memang konyol. Haha!” Zenon tertawa lalu kembali kewajah seriusnya. “hmmm... kau tadi ingin bilang apa?” tanya Zenon penasaran. “aku hanya ingin tanya, ini mungkin juga agak konyol. Tapi...” Celine tidak ingin meneruskan. Zenon tahu tanda itu, tanda bahwa Celine juga menyukainya. “yeah?” Zenon penasaran. “sebenarnya, berapa harga kaus band yang kau pakai kemarin?” tanya Celine. Zenon mulai kecewa. “tidak, aku hanya bercanda. Sebenarnya, aku juga ingin mengatakan hal yang kau katakan.” Celine berbicara dengan senyuman malunya. Zenon tersenyum. “so... kau menerimaku?” tanya Zenon. “yeah, tentu saja.” Jawab Celine lalu memeluk Zenon.
         “YAY! Yippie!” Azura dan Sally menari dan bersorak bahagia. “yeah, we did it girls!” seru Alice melanjutkan. Dibelakang Azura ternyata ada Josh, George dan Leonard. Josh memegang pundak Azura. “hei, memang ada apa?” tanya Josh dengan nada yang bagi Azura sangat keren! “sekarang Zenon dan Celine...” kata Azura sambil membuat bentuk hati ditangannya. “what the hell is that?!” kata Leonard tidak percaya. “ternyata, rencana kami juga berhasil!” tambah George. “wow wow wow! Your plan?” kata Azura tak yakin. Josh mengangguk. “yeah, the king of boy plan.” Kata Leonard percaya diri. “so... kalian juga merencanakan ini? Dan alasan untuk mem-photo copy pengumuman klub basket itu bulshit?” tanya Alice dengan nadanya yang pedas. “well, bisa dibilang begitu.” Jawab Josh dengan tenang. “yeah, terimakasih atas kerjasama yang rahasia ini ya!” Sally berterimakasih. Alice dan Azura tersenyum. Josh, Leonard dan George mengangguk. “thanks juga ya!” kata George.



To Be Continued

Selasa, 11 Oktober 2011

Popularity (chapter 1)


Popularity
        Azura melihat air hujan yang ada dijendela. Ia sangat suka sekali hujan, tetapi tidak suka jika hujan itu sampai terdengar suara petir atau terlalu kencang. “Azura!” Sally menepuk bahu Azura dengan lembut. Azura tersenyum. “ada apa?” tanya Azura. “hmmm.... menurutmu, apakah aku cocok dengan dia?” tanya Sally kepada Azura. Saat itu, Sally sedang tergila-gila dengan George, kekasih barunya. Azura mengangguk. Sally pun memasang wajah tak yakin. “cocok kog.” Azura menambahkan. Sally akhirnya tersenyum lalu meminum hot chocolate nya yang tersedia disebelah laptopnya yang bewarna putih dikamarnya yang cukup luas.
        Azura meletakkan skateboard-nya. Ia kelelahan karena hari ini jadwalnya sangat padat. Setelah selesai dari rumah Sally, ia mengikuti klub jurnalist dan memburu berita, ia mendapat bagian “Gossip School”. Azura memang lincah dalam mencari berita. Tubuhnya yang slim membuatnya lebih mudah mendapatkan beritanya. Kali ini, Azura memburu berita tentang pasangan baru sekolah. Josh, seorang lelaki yang membuat Azura tergila-gila sekarang telah berpacaran dengan gadis yang super populer bernama Wendy, itulah berita yang sedang mati-matian ia kejar. Selain untuk School Magazine, ia juga penasaran akan hubungan Josh dan Wendy. Azura merasa rendah akan semua itu. George, satu grup dengan Josh. Mereka semua senior dan mereka juga populer. Mereka biasa disebut “King of School”. Yah, sekolah hanya dapat menganggap anak-anak populer. Azura, gadis periang yang ingin menjadi populer merasa iri dengan mereka semua. Sally, sahabat Azura, begitu lembut, cantik, pintar dan populer. Terkadang ia merasa tidak cocok bersahabat dengan Sally. Namun, hatinya mengatakan lain.
@Miss_Azz : hei!
@Josh_KOB : hei. Ada apa my paparazzi?
@Miss-Azz : tidak, apakah kau benar-benar menyukai Wendy?
@Josh_KOB : memangnya kenapa? Dasar pemburu berita. Lol!
@Miss_Azz : itulah aku. Jawab dulu pertanyaanku!
@Josh_KOB : yeah, i like her so much.
@Miss_Azz : Woah! Why?
@Josh_KOB : IDK :p
@Miss_Az : --“
@Josh_KOB : Sorry, i hv 2 go. See ya!
        Tak terasa Azura tersenyum senang karena ia berhasil Chat dengan lelaki yang disukainya. Semenjak itu, ia merasa lebih akrab dengan Josh. Ia merasa bahwa suatu saat dia akan menjadi miliknya.
        Keesokan harinya, Azura berangkat kesekolahnya, “Dyqueeln High School”. Awalnya ia menggap sekolah sebagai hal yang paling menyebalkan. Namun, disana... menemukan banyak teman yang senang membuat Azura tertawa. Sally, Celine dan Alice adalah sahabat Azura di Dyqueeln High School. Celine, populer dikalangan kelas-kelas lain, sangat pintar, cantik dan modis. Sedangkan Alice, adalah gadis paling perfect di grup itu. Dia sangat cantik, rambut  pirangnya terlihat terawat, bola mata biru melambangkan gadis Amerika sesungguhnya, kulitnya yang seksi membuat semua mata tertuju padanya, Populer dikalangan guru, kakak kelas, dan teman sebayanya di lain kelas. Diam-diam Azura memuja Alice. Namun, Alice sangat terkadang bertingkah tidak menganggap Azura didepan umum. Inilah Azura. Hanya seorang gadis biasa yang ingin menjadi terlihat dan populer seperti sahabatnya. Yup, walaupun Azura agak populer, tetapi ia selalu melihat kearah sahabatnya dan melihat tatapan orang lain kepada sahabatnya.
        “1, 2, 3... Go, Fire Wolf.  Go, Fire Wolf Go!” sorak Alice yang menjadi wakil ketua di klub pemandu soraknya yang dikenal banyak murid. Fire Wolf, nama klub basket sekolah yang cukup banyak meraih prestasi. Wendy sang ketua klub pemandu sorak tidak dapat ikut klub hari ini. Ia mengadakan acara Fashion Collection di Paris. Well, Wendy adalah tren fashion disekolah setelah Azura. Sedangkan Azura hanya dapat menjadi tren fashion disekolah tanpa keaktivan dan kurang populernya dia. Azura merasa tidak adil akan semua ini. Namun, senyumannya untuk sahabat Azura tak pernah hilang. Azura sangat senang memberi semangat pada sahabatnya ketika mereka sedang memiliki masalah. Tentang kepopuleran, keluarga maupun tentang cinta. “Oh my gosh! Sepatuku!” jerit Alice. Seluruh anggota pemandu sorak terpana pada sepatunya yang rusak. Jaitannya lepas. Azura mendekatinya. “pakai ini.” Kata Azura sambil tersenyum. “kau yakin?” tanya Alice yang tidak ingin merepotkan sahabatnya. “yeah, aku masih punya sepatu ganti dilokerku yang penuh dengan perhiasan, pakaian dan sepatu.” Kata Azura. Azura, mendapat mahkota tren fashion bulan kemarin dari sekolah. Hadiah dari kemenangan itu adalah loker yang lebih luas dan lebar yang berisi pernak pernik fashion. Azura merasa bangga akan hal itu. Karena, ia telah berhasil mengalahkan Wendy sang mahkota tren fashion 4 kali berturut-turut. Wendy kali ini berada dikelas 2 di Dylqueln High School, sedangkan Azura, Alice, Sally dan Celine masih junior. “thanks, Azura. Aku akan mentraktirmu di Teen Cafe malam ini.” Kata Alice ramah, lalu kembali berlatih bersama anggota pemandu sorak lainnya. “hahaha! Pasti asik ya dapat menjadi gadis populer seperti Alice.” Kata Sally setengah berbisik sambil tersenyum mengarah kepada Alice. “yeah, dia beruntung.” Jawab Azura. Sally mulai merasa rendah dan memasang wajah kecewanya. “tapi kau tahu, walaupun orang itu populer yang lebih penting adalah orang lain dapat nyaman ketika berada didekatmu.” Senyum Azura menyemangati hati Sally. Sally tersenyum. “kau juga beruntung dapat menjadi  gadis populer dan menjadi tren fashion bulan ini.” Sally memuji Azura dan menyindir dirinya sendiri. “kau juga populer. Kau populer dikalangan King of Boy, suatu kehormatan karena kau sudah mendapat hati salah satu anggota King of Boy itu dan akhirnya semua murid mengenalmu. Kau sangat buruntung.” Jelas Azura mengakui bahwa kepopulerannya kalah dengan Sally. “tapi... hmmmph..” Sally bingung harus berkata apa. “never mind. Ayo kita lihat celine di klub Science-nya!” ajak Azura. Celine, ketua klub sains sekolah. Telah mendapat lebih dari 25 medali kejuaraan sains sekolahnya, dengan mengirimkan anggota klub sainsnya maupun mengirim dirinya sendiri. Celine sangat berbakat. Namun, candaannya yang lebih disukai dari Celine bagi Azura. Azura memang suka tertawa dan tersenyum sambil menceritakan leluconnya. Entah didengar atau tidak, membuat sahabatnya tertawa membuatnya senang. Sally mengangguk lalu membenarkan posisi tasnya yang bermerk ELLE, hadiah ulang tahun Sally dari Azura. Warnanya ungu, terlihat anggun tetapi tidak terlihat seperti wanita tua yang hendak pergi ke pesta. Mereka menaiki elevator diujung koridor sekolah dan menekan lantai 5. Elevator disekolah hanya diperbolehkan untuk anak-anak populer di Dyqueln High School. Layar diatas pintu elevator sudah menunjukkan lantai 5. Pintu  elevator pun terbuka. Azura dan Sally berjalan dikoridor sekolah hingga sampai kedepan pintu lab sains. Azura melihat Celine sedang asyik melatih anggotanya. Anggotanya juga terdiri dari senior, namun mereka dapat menghargai Celine yang menjadi ketua di klub sains. Celine memang hebat. Dengan kemampuan otaknya dan kemampuan gaulnya dapat membuatnya menjadi gadis populer. Celine sangat ramah. Celine memiliki beberapa fans dari kalangan gadis-gadis sebayanya yang berada dilain kelas. Celine menganggap mereka bukan sebagai fans, tetapi sebagai teman. Sedangkan Alice dan Wendy yang memiliki terlalu banyak fans bersikap sombong dan tidak mempedulikan. Itu juga menambah daya tarik mereka. Sayang, kepopularitas Alice dibawah Wendy. Sally melihat kearah papan pengumuman didepan lab sains. “Azura, lihat ini! Tingkat kepopuleran disekolah.” Sally meneliti poster itu, dan melihat tulisan akhirnya. “by : Azura Cordward ?” Sally membaca tulisan itu. “apakah kau yang membuat ini?” tanya Sally ragu. “yeah, tetapi menurut pilihan semua murid disekolah ini.” Jawab Azura.
The Top “10” of Guys and Girls
Dylqueln High School
1.        Josh Kensington
2.        Wendy Alajozy
3.        Alice Lorenz
4.        George Otto
5.        Cecylia Nicodem
6.        Celine Nicodem
7.        Sally Metody
8.        Leonard Lukasz
9.      Matilda Gwerdon
10.    Zenon Mcmelchior

 
 













“lihat! Aku dan Alice sangatlah berbeda.” Sally mulai cemburu. “lihat! Bahkan aku tidak ada.” Azura menghibur Sally, walaupun didalam benak Azura sangat kecewa akan poster buatannya sendiri, tetapi biarlah karena orang lain yang menilai. “hei, girls! Sedang apa kalian disini?” Celine mengagetkan Azura dan Sally dari pintu lab yang tiba-tiba dibukanya. “haha! Kami hanya ingin melihatmu dan ternyata kami melihat poster ini.” Azura menjelaskan. “Woah! Itu?” tanya Celine tidak percaya. “yup, itu poster yang kami lihat.” Sally mengangguk. Celine membaca poster itu dengan cepat. “yah, tingkat kepopularitasanku menurun.huh! aku benci Cycilia!” Celine merasa terkalahkan oleh kakaknya, Cycilia. Cecylia adalah sahabat Wendy Alajozy dan Matilda Gwerdon. Mereka semua senior. Tetapi Matilda dan Cecylia lebih senior dari Wendy. Great! Wendy memang perfect yang dapat bersahabat dengan kakak kelas. Itu sangat keren! “mungkin tahun depan kau akan naik drastis. Haha!” canda Azura. “yeah, tahun depan sudah tidak ada nenek sihir CECYLIA NICODEM!” Celine menyebut nama kakaknya dengan sangat keras. “hei, Celine. Jangan diluar saja, bagaimana dengan kami?” kata salah satu anggota sains, Zenon McMelchior sang senior yang menyukai Celine. “haha! Maaf ya guys!” Celine meminta maaf pada anggota klub sains. Zenon melihat kearah Celine dengan penuh senyuman. “hei, apa yang kau lihat?!” Celine mengingatkan. “nothing.” Jawabnya simple. “girls, maaf ya aku harus mengajar. Kalau kalian ingin masuk silahkan!” ajak Celine dengan penuh keceriaan. “ah, tidak usah. Nanti kami akan mengganggumu. Kau tahu kan sifat kami.” Jawab Sally sampai tertawa kecil. “ok, see ya!” Azura menambahkan. Celine tersenyum melihat sahabatnya yang selalu menghargainya dalam hal ini. Celine terus tersenyum. Azura pun heran. Azura segera menutup pintu lab sains agar Celine kembali fokus. “blam!” pintu tertutup, Celine tetap tersenyum tanpa sadar. “BOO!” Zenon mengejutkan Celine sehingga kembali sadar. “haha! Maaf lagi guys.” Celine meminta maaf. Seluruh kelas pun tertawa dan melanjutkan percobaannya. Azura dan Sally melihat Celine dari kaca jendela lap sains. “kau lihat tatapan Zenon kepada Celine?” tanya Azura. “yeah, sepertinya Zenon menyukai Celine. Haha!” jawab Sally lalu menggandeng tangan Azura menuju ujung koridor. Yang mengarah ke balkon sekolah. Azura begitu senang melihat Alice yang sedang asyik berlatih. Sedangkan Sally tersenyum saat melihat George berlatih basket dengan Josh, Leonard dan Christian anggota The King of Boys. “dia memang keren. Tetapi aku sangat payah.” Sally merendah ketika melihat gadis-gadis menyoraki Josh dan George di bangku penonton dan diluar pagar lapang basket. Sebenarnya ada 2 lapangan basket di Dylqueln. Namun, Josh lebih suka berlatih diluar ruangan. Josh melihat kearah Azura. Azura terperangkap pada momen itu, Azura menoleh kearah Alice agar tidak dicurigai. Josh memasang wajah heran dan kembali kepermainannya. “F-I-R-E W-O-L-F... Fire Wolf!” sorak pemandu sorak semakin keras. Gadis-gadis penggemar basket dan fans Alice ikut menyoraki. Alice menunjukkan gerakan yang tidak dapat ditunjukan oleh anggota pemandu sorak lainnya kecuali sang ketua, Wendy.
        Pintu lab sains terbuka. Anggota klub sains mulai keluar dari lab. Celine membereskan barang-barang percobaan. Dibantu oleh Frida, Genny, Edward, Luke dan Zenon. “ok, guys! Makasih atas bantuannya.” Celine mulai mengumumkan bahwa mereka dapat keluar dari lab. Zenon keluar dari kelas. Zenon, melihat kearah Celine yang sedang membereskan dokumen dokumennya. Zenon melangkahkan kaki keluar lab. “woah!” Azura menarik tangan Zenon dengan paksa. Diikuti oleh Sally. “well, sepertinya ada yang menyukai sahabat kami.” Azura memasang wajah jahatnya. “yeah, itu benar! Dan... apakah kau menyukai gadis tersebut?” Sally melanjtukan. Zenon merasa takut. “it’s alright. Kami akan membantumu.” Azura merasa kasihan akan tatapan Zenon yang kebingungan. “kau tahu, berpacaran dengan senior adalah impiannya.” Sally menambahkan. “darimana kau tahu?” Azura dan Zenon heran. “well, minggu kemarin aku mengunjungi rumahnya. Ketika ia hendak mengambil camilan, aku melihat buku diary-nya. Tak sengaja aku membacanya. Diatasnya ada tulisan ‘My Dream’. Haha! Beruntung sekali kan?” Sally menjelaskan sambil mengakui yang sebenarnya. “kau memang gadis jahat.” Ejek Azura sambil tertawa. “sepertinya aku beruntung sekali. Apakah kalian mengizinkanku jika aku memenuhi mimpinya?” Tanya Zenon. “yup, tetapi ada beberapa syarat. First, jangan sakiti hatinya. Second, jangan memperburuk hubungannya dengan kami. Third, buat dia bahagia.” Sally menjelaskan peraturan dengan rasaa kepercayaan dirinya. Azura tersenyum. “hei, guys!” sapa Celine. Azura, Zenon, Sally tersenyum kearah Celine. “OMG! Aku harus mengambil  dress dilokerku!” kata Azura panik lalu menarik tangan sally dan berlari menyusuri koridor sekolah. Celine mencoba menyusul. Tetapi, Celine ketinggalan. “pfffh! Ada apa sih dengan mereka? Apa mereka lupa denganku?” tanya Celine kepada Zenon. “aku rasa tidak.” Jawab Zenon lalu berjalan menuju elevator bersama Celine.