Sorry
Celine terus menatap Zenon di cafetaria sekolah. Azura, Alice dan Sally mentap Sally. Mereka merasa bersalah. Namun, itu tidak meruntuhkan semangat mereka untuk merebut Celine kembali. “oh God! Lihatlah kau, bukanlah ia yang membuatmu seperti itu?” kata Alice sedikit menyindir. Celine menatap sahabat-sahabatnya yang menatap mata kecewanya. “sorry guys! I should know that he’s not the best for me.” Jawab Celine sambil tersenyum kusam. “kau tahu, kami hanya ingin yang terbaik untukmu dan tidak ingin membuatmu tersiksa seperti ini.” Jelas Sally yang selalu berkata bijaksana. “yeah, mungkin benar kata kalian. Ia bukan yang terbaik.” Desah Celine lalu menarik nafas panjang.
Zenon melihat Celine bahagia bersama sahabatnya. Ia tidak mengetahui bahwa Celine kecewa dengannya. “lihatlah bro, ia sama sekali tidak memperhatikanmu.” Kata Josh. “yeah. Yaaah, kau tahu kan wanita itu memang terkadang sulit ditebak perasaan dan pikirannya.” Jelas Leonard. “itu yang disebut girls mathematic.” Lanjut George. “kau tahu darimana soal itu? Bukannya hubunganmu dan Sally tidak butuh matematika?” tanya Josh bingung. “well, terkadang aku bingung dengan sifatnya. Ia terlalu malu untuk mengakui hubungan kami dan selalu menjaga jarak antara aku dan dia.” Jelas George. “haha! Ia malu mengakuimu karena kau memang memalukan.” Ejek Leonard. George memukul bahu Leonard sebagai lambang keakrabannya. “aw!” rintih Leonard. “sorry, dude.” Balas George sambil tersenyum. Zenon dan Josh pun tertawa.
Celine masuk ke kamar tidurnya setelah makan malam. Ia merasa, hari ini sangat kesepian. Celine merasa sahabat-sahabatnya menyimpan sesuatu yang tidak ia tahu. Ia juga kesepian karena Zenon yang berubah total. Celine bertanya-tanya apakah Zenon sudah bosan dengannya? Atau karena dia melakukan kesalahan? Tapi apa?
Karena merasa kesepian, Celine mencoba mengirim Zenon pesan. Siapa tahu ia salah perkiraan dan Zenon sebenarnya masih mempedulikannya.
Celine : hey. J
Zenon : hey (send failed)
Argh! Celine merasa kesal karena pesan darinya tidak dibalas oleh Zenon. Ia mencoba mengirimkannya lagi.
Celine : hi!
Zenon : sorry, pesan yang tadi tidak terkirim (send failed)
Celine sudah 10 menit menunggu balasan dari Zenon. Tetapi, tak kunjung tiba. Ia bolak balik mengecheck handphone-nya. Ia merasa sedih. “hmmm... mungkin ia sudah menemukan seseorang yang lebih perfect dari pada aku. Aku senang sekali ia dapat menemukan orang itu.” Kata Celine pada dirinya sendiri dikamar. Ia bingung harus senang maupun sedih. Namun, satu yang tidak ia bingungkan adalah perasaan Celine terhadap Zenon. “sudah kuduga, pasti dia sedang bersenang-senang dengan gadis itu!” cetus Celine dikamarnya. “tapi...” wajah celine berubah menjadi sedih dan bingung.
Dimalam itu, Azura juga kesepian. Pada malam hari, seperti biasa. Josh mengirimi Azura sebuah pesan dan mulai berbagi. Namun, pada malam itu tidak. Azura berpikir bahwa dia seharusnya sadar karena Josh itu milik Wendy Alajozy sang ratu sekolah. Azura berdiri didepan cermin kamarnya yang menempel disepanjang dinding di salah satu sisi kamar Azura. Azura menatap dirinya. “well, aku memang sangat berbeda dengan Wendy. Benar kata semua orang, aku hanyalah seorang gadis yang tidak populer tetapi sok populer.” Keluh Azura. Karena kebingungan itu, Azura mulai teringat akan Celine. “apa caraku sudah keterlaluan ya?” tanyanya pada bayangannya di cermin sambil duduk dikasurnya. “ah, aku memang payah.” Keluhnya lagi sambil melentangkan tubuhnya dikasurnya yang nyaman. Azura mengambil handphone-nya untuk mengirimi Celine sebuah pesan.
Azura : holaaa! Aku tahu kau bingung. Aku mohon, jangan pikirkan hal itu lagi. Kami hanya ingin yang terbaik buatmu, Celine.
Celine menerima pesan itu. Awalnya ia kira, itu pesan dari Zenon yang membalas pesannya. Tetapi, ternyata itu adalah pesan dari Azura. Ia mulai kecewa karena bukan Zenon yang membalas pesan itu. Tetapi, Celine juga senang karena Azura sangat memperhatikannya. Berbeda dengan Sally dan Alice.
Celine : Hi! J nevermind, aku sekarang sedang dalam proses untuk melupakannya. Ia berbeda dari yang dulu. Aku kecewa dengan itu. Terimakasih sudah ingin mengerti keadaanku.
Azura : yeah, itu sudah tugas seorang sahabat kan?
Celine : yup. Lol
Pagi pun tiba. “kak, mom tiga hari lagi pulang dari London!” seru adik Azura. “what?!” kata Azura terkejut. “ah, pasti kau ingin berkata ‘what the hell’. Maaf, aku sudah tidak tertipu lagi dengan jebakanmu.”jawab adik Azura. “tidak, kali ini aku serius.” Kata Azura sambil melotot kearah adiknya. “yeah. Mom pulang tiga hari lagi.” Jelas adik Azura. “owh, yay!” sorak Azura sambil berlari menuju kamar mandi. “aku sangat merindukannya!” teriak adik Azura kepada kakaknya. “aku juga sangat merindukannya. I meant... merindukan pakaian dan aksesoris dari ibu!” teriak Azura dari bawah. “you’re MEAN!” teriak adiknya sambil melempar bantal Azura ketempat tidur lalu berlari menuju ruang makan.
“OMG, lihat wajah Celine. Sudah 2 hari ia berwajah seperti itu. Aku semakin tidak tega.” Jelas Alice. “yeah, kau tahu, menurutku kita sudah bertindak berlebihan.” Lanjut Sally. “hmmm...” desah Azura. “mungkin meluangkan waktunya bersama kita dapat melupakan Zenon.” Usul Alice. “bukannya dia sudah meluangkan waktunya bersama kita?” kata Sally memutar bola matanya. “oh crap! Aku lupa. Well, mungkin sedikiiit....” kata Alice. “shopping dapat menghilangkan ingatannya pada Zenon.” Lanjut Azura dengan senang. “haha! That’s fabulous!” komentar Sally. Lalu, mereka berjalan menuju Celine yang berdiri didepan lokernya. “hey, nona cengeng. Sepulang sekolah kau ikut kami ya!” ajak Alice dengan nada khasnya. “kemana?” tanya Celine. “kau akan tahu nanti.” Balas Azura. Sally tersenyum. Tak terasa bel sekolah pun berbunyi. Azura, Alice, Sally dan celine menaiki elevator menuju kelasnya. Didalam elevator sudah ada Zenon, Josh, George, Leonard, Wendy, Cecylia, Matilda dan anak populer lainnya. “maaf, sudah penuh!” sindir Matilda. Wendy dan Cecylia tertawa jahat. Cecylia menatap ke wajah adiknya, Celine yang berbeda dari biasanya. Cecylia heran kenapa bisa begitu? Ada apa dengan adiknya? Namun disisi lain, ia senang karena adiknya tidak merasakan kebahagiaan sepertinya. Celine terus menatap Zenon hinggu pintu elevator tertutup total. Alice yang melihat momen itu langsung memutar bola matanya. “it’s ok, Celine.” Kata Sally lembut sambil menepuk pundak Celine. Celine tersenyum kepada Sally. Celine sangat senang sekali, karena sahabat-sahabatnya mengerti terhadapanya. Semenjak Celine berpacaran dengan Zenon, sahabatnya selalu menghindar karena tidak ingin mengganggu hubungannya.
“Oh my God, kau lihat wajahnya akhir-akhir ini?” tanya Alice di cafetaria. “yup. Sepertinya aku tahu kenapa ia tidak ingin kemari bersama kita.” Kata Sally. “yeah, dia kehilangan semangatnya. Aku tidak yakin ini rencana bagus.” Lanjut Azura. “benar. Aku sudah lelah membuatnya tersiksa dan kehilangan semangatnya.” Jelas Sally. “yeah, kau tahu, kita hanya ingin yang terbaik buat Celine. Tetapi, ini bukan yang terbaik.” Sambung Azura. “ok, sekarang apa rencana kita selanjutnya?” tanya Alice yang menyetujui pembicaraan sahabatnya. “hey, maaf. bukannya kami tidak mematuhi rencana kita. Tapi, kita sudah tidak tega membuat Zenon menjadi pendiam, sedih dan kehilangan semangat.” Jelas Leonard. “ya, akhir-akhir ini nilainya juga menurun.” Tambah George. “no problem guys, kami juga melanggar rencana kita.” Sahut Alice. “jadi, apa rencana kita?” tanya Azura. “mungkin rencana ini berhasil.” Kata Josh. Azura, Sally, Alice, George dan Leonard menatap Josh. “yaitu dengan....” ketika ingin melanjutkan pembicaraannya, Wendy memanggil dari tempat duduk cafetaria yang di desain khusus untuk murid populer. Josh tidak segera menoleh kearah Wendy, ia merasa kalau ia mengganggu rencananya untuk sahabatnya. “kalau begitu, bagaimana caranya?” tanya Sally. “jadi, kita...” ketika ingin melanjutkan pembicaraannya yang penting, Wendy sudah belakang Josh. “hey, tempatmu bukan disini! Kau juga!” cetus Wendy sambil menarik tangan Josh dan menunjuk George dan Leonard. Josh, George dan Leonard pun mengikuti Wendy. Josh yakin bahwa perbuatannya itu membuat Wendy marah. Azura melihat Josh berjalan dari meja cafetarianya ke meja Wendy. “i’m so sorry, babe. Kau tahu, ini sangat penting untuk sahabat kami, Zenon.” Jelas Josh. “i know.” kata Wendy kesal. “aku tahu kau cemburu. Kau tidak perlu berbuat seperti itu, karena sudah jelas aku masih menyayanginmu.” Jelas Josh lalu melingkarkan lengannya ke leher Wendy. Wendy tersenyum kepada Josh. Cecylia dan Matilda tersenyum melihat momen itu. Cecylia menoleh kearah meja Azura, Alice dan Sally dan tidak melihat adiknya. “ia dimana? Apa yang terjadi?” bisik Cecylia khawatir dengan volume suara yang sangat pelan. “itu semua kesalahan kami.” Jawab Leonard yang mendengar suara Cecylia. Cecylia melotot kearahnya. “karena itu, kami ingin menebusnya.” Lanjut Leonard pada Cecylia. Awalnya Leonard bingung terhadap Cecylia karena Cecylia dan Celine adalah kakak adik yang sangat tidak akrab. “cih, siapa yang ingin tahu tentang dia?” cetus Cecylia agak keras. Leonard tertawa kecil yang mengetahui rahasia kecil Cecylia. Cecylia menginjak sepatu Leonard. “aw!” rintih Leonard. Matilda, Wendy, George dan Josh menatap Leonard dan Cecylia dengan heran. “nevermind!” kata Cecylia memutar bola matanya.
******************
Azura : Hey, apa rencanamu tadi?
Josh : oh ya ya. Hampir saja aku melupakannya. Jadi, kita buat acara Sorry Party. Yah, kau tahu, di Sorry Party bukan hanya pesta permintaan maaf, tetapi juga menyatukan Zenon dan Celine.
Azura : ide yang bagus! Aku yakin kali ini kita akan berhasil!
Josh : yeah, sepertinya kau harus cepat memberitahukan Alice dan Sally.
Azura : baiklah. Bagaimana denganmu?
Josh : aku sudah mengabari Leonard dan George
Azura tidak membalas pesan itu. Ia segera menelpon Sally dan Alice.
Sally : so, besok kita kerjakan rencana ini?
Azura : yup
Alice : tepatnya kapan?
Azura : aku rasa pulang sekolah.
Alice : dimana?
Azura : dihalaman rumah Celine.
Sally : jadi, kita harus meminta izin untuk itu?
Azura : kita sudah dapat izin dari Leonard.
Alice : Leonard?
Azura : i meant, Leonard meminta izin pada Cecylia.
Sally : baguslah kalau begitu.
Alice : ok, aku akan menyiapkan dan membeli kebutuhan buat besok. Well, then, see you tomorrow girls!
Alice menutup teleponnya. Kini, hanya Sally dan Azura berdua.
Azura : bagaimana hubunganmu dengan George sekarang?
Sally : sama seperti biasa.
Azura : baguslah kalau begitu.
Sally : yeah, ia selalu membuatku cemburu.
Azura : WHAT?!?! Maaf maaf, berarti ini TIDAK BAGUS.
Sally : terimakasih sudah ingin mengerti, Azura. Tapi sekarang, aku harus pergi kursus. Maaf ya!
Azura : no problem, Sal.
Sally : thanks.
Azura : bye!
Sally dan Azura menutup teleponnya. Sally tersenyum diatas ranjangnya karena Azura benar-benar sangat khawatir padanya. Sedangkan Celine yang sedang berdiri dibalkon rumahnya melihat bintang-bintang dilangit yang sangat berbeda. Karena kemarin pesan dari Zenon tidak terkirim, ia mencoba ulang untuk mengirim pesan untuk Celine.
Zenon : Hey!
Tetapi, Celine tidak menjawab. “oh great! Dia memberiku pesan. Tapi, aku tidak ingin membalasnya sebagai balasan yang kemarin.” Kata celine. Zenon semakin kecewa karena semua itu. Ia pikir, Celine akan membalas pesannya. Tetapi, ternyata tidak. “oh, aku membencinya.” Kata Zenon didalam kamarnya sambil berfikir apakah ia benar-benar membenci Celine untuk selamanya.
“hey, nanti setelah pesta selesai kau harus benar-benar membersihkannya.” Cetus Cecylia yang menghampiri Azura, Sally dan Alice. “kami tahu.” Jawab Alice singkat. “aku dengar, akan ada pesta. Bolehkah aku ikut?” tanya Wendy. Azura dan Alice saling berpandangan. “tentu saja.” Jawab sally, singkat. “apa kau yakin?” bisik Azura. “yeah, itu juga bukan rumah kita kan?” jawab Sally sambil tersenyum. “ok, fine.” Jawab Alice. Wendy tersenyum jahat. Azura, Sally dan Alice mengetahui bahwa ada sesuatu dibalik senyum Wendy.
“PARTY BEGIN!” seru Sally dihalaman rumah Celine yang luas. “dimana Celine?” tanya Alice pada Leonard sambil membawa kue untuk pesta nanti. “Celine sedang bersama Azura. Kau tahulah, kalau nanti dia datang sebelum waktunya, pestanya tidak akan meriah.” Jelas Leonard. “owh, ok.” Kata Alice melanjutkan menyusun kue. Sudah pukul 19.00. Wendy dan Cecylia keluar dari kamar Cecylia yang serba pink and glamour. Wendy menggunakan dress bewarna merah muda mencolok tanpa lengan yang dibagian roknya terbentuk seperti dari mahkota bunga. Sedangkan, Cecylia memakai dress Limited Edition bewarna merah menyala. Dengan panjang rok bagian belakan setumit kaki, dan bagian depan sepahanya. Ia memakai lipstik merah menyala malam itu. Ia terlihat seperti Madonna yang ingin pergi ke pesta. “Great! Penggemar Zenon dan Celine sudah berdatangan.” Sorak Alice. “yeah, yeah. Kita hanya tinggal menunggu Azura dan Josh.” Lanjut Sally. “malam ini seperti malam perkawinan. Haha!” ejek Wendy. “itu benar.” Lanjut Cecylia. “oh, itu mereka datang!” sahut Cecylia. Alice dan Sally menoleh. Ia melihat Azura sudah menutup mata Celine dengan kain lembut bewarna ungu. Dan dibelakang mobil Azura, terdapat mobil Josh. Pesta pun dimulai. “ini kan rumah Celine?” tanya Zenon heran. “yup.” Jawab Alice menghampiri Zenon. “kau harus berdiri disebelah sana!” kata Sally sambil menunjuk panggung kecil. “What?!” Zenon terkejut. “sudahlah!” kata George. Beberapa menit kemudian, inti dari sebuah pesta pun dimulai. Azura menggandeng tangan Celine naik keatas panggu kecil. George mendorong Zenon untuk naik keatas panggung. Ikat penutup mata Celine pun dibuka. “we’re so sorry, Celine, Zenon!” Seru Azura, Alice, Sally, Leonard, Josh dan george. Cecylia tersenyum melihat momen itu. “what?! Ternyata pestanya seperti ini?!” Wendy terkejut, karena ia kira, ia dapat mengalahkan kostum Azura dipesta yang lebih resmi. Karena itulah Wendy tersenyum jahat ketika telah disetujui untuk ikut berpesta. “kau kira apa?” tanya Cecylia heran. “nevermind.” Jawab Wendy singkat. “maaf teman-teman, sebenarnya waktu ada di mall, bukannya aku tidak menghiraukan kalian. Tapi, semenjak aku dan Zenon berpacaran, kalian menghindar. Karena itu, aku ingin membuat kalian cemburu dan ingin aku kembali. Tetapi, kalian menjauhkan ku dengan Zenon. Aku sangat bingung dan sedih.” Kata Celine mengakui. “kami juga minta maaf. Kami tidak bermaksud untuk menghindar, Celine. Kami takut kami akan merusak hubungan kalian.” Jelas Sally. “tidak akan.” Jawab Celine sambil tersenyum senang. Musik pun menyala. Ini adalah pesta yang sangat indah. Azura sangat iri kepada Celine karena dapat diperhatikan banyak teman. Penggemar Zenon dan Celine pun bersorakan. “maaf Celine. Aku hanya takut kau tidak ingin denganku lagi.” Zenon mengakui. “oh, itu tidak akan pernah. Jadi, kenapa kau tidak membalas pesanku?” tanya Celine sambil menari bersama Zenon. “tidak tahu kenapa, pesan balasanku tidak dapat dikirim. Maaf!” jawab Zenon. “oh, i see.” Kata Celine lega. “so, bagaimana denganmu? Mengapa kau tidak membalas pesanku?” tanya Zenon ganti. “oh... itu... haha!” Celine bingung mencari alasan. “lebih baik kita menari saja, masalah itu sudah tidak usah dibahas lagi. Ok?” kata Celine sambil tertawa kecil. Zenon tersenyum karena sebenarnya ia mengetahui Celine tidak membalas pesannya karena sebagai balasan karenanya tidak membalas pesannya. “hey, nona cantik. Lihat bagian bawah rokmu!” sindir Azura menunjuk rok Wendy. Wendy segera melihat apakah ada sobekan atau noda. “gotcha! Haha!” sindir Azura yang telah menipu Wendy. Wendy berwajah sangat marah dan menumpahkan minumannya di dress milik Azura. “AH! MY DRESS!” teriak Azura melihat kearah dress blink blink warna birunya. “oh, terimakasih. Kau harus menerima ini!” Azura menumpahkan minumannya di derss milik Wendy. “AH!” Wendy berteriak. “oh hey, lihat dua gadis disebelah sana! Hey kalian, kemarilah!” kata george menjadi pembawa acara di pesta itu. “WHAT?!” kata Azura dan Wendy bersamaan. “sudahlah! Aku hanya memerintahmu untuk kemari.” Jawab George. Wendy dan Azura segera naik keatas panggung. “hey, guys! Lihat para ratu fashion girl kita! Lihat baju mereka. Haha! Ini adalah tantangan untuk kalian sebagai ratu fashion sekolah. Kalian harus memberikan sesuatu yang menarik untuk acara ini dengan style kalian sendiri.” Kata George memberikan tantangan. “owh, ok!” Wendy menerima tantangan itu. Musik pun berganti dengan aliran fashion show. Wendy dan Azura siap untuk bertempur. Wendy sangat mahir terhadap semua ini. Azura yakin ia akan kalah. Azura membuka dressnya yang ternyata masih ada dress yang sangat berkilau dan terlihat sangat menarik. Azura menatap Wendy dengan senyuman sindiran mautnya. Wendy tidak ingin kalah dan merobek rok panjangnya menjadi rok pendek. Lalu, tersenyum menyindir kepada Azura ganti. “OH, lihat apa kau bisa seperti ini!” kata Wendy lalu menunjukkan gaya cheersnya. Alice segera naik keatas panggunguntuk melawan Wendy bersama Azura. “hey, itu tidak adil!” protes Cecylia. George menaikkan pundaknya. Cecylia pun naik keatas panggung. “Azura bukan lwanamu untuk hal ini.” Kata Alice. “owh yeah?” kata Wendy. Alice mengangguk. “cecylia!” kata Wendy kepada Cecylia dengan menunjukkan aba-aba menyerang Alice. “lihatlah apakah kau dapat melawannya.” Sindir Wendy lalu turun dari panggung. Azura pun ikut turun. Ia melihat, Alice sangat mahir dalam menari. Yeah, Alice memang perfect bagi Azura.