Sabtu, 26 November 2011

Sorry (chapter 5)

Sorry

        Celine terus menatap Zenon di cafetaria sekolah. Azura, Alice dan Sally mentap Sally. Mereka merasa bersalah. Namun, itu tidak meruntuhkan semangat mereka untuk merebut Celine kembali. “oh God! Lihatlah kau, bukanlah ia yang membuatmu seperti itu?” kata Alice sedikit menyindir. Celine menatap sahabat-sahabatnya yang menatap mata kecewanya. “sorry guys! I should know that he’s not the best for me.” Jawab Celine sambil tersenyum kusam. “kau tahu, kami hanya ingin yang terbaik untukmu dan tidak ingin membuatmu tersiksa seperti ini.” Jelas Sally yang selalu berkata bijaksana. “yeah, mungkin benar kata kalian. Ia bukan yang terbaik.” Desah Celine lalu menarik nafas panjang.
        Zenon melihat Celine bahagia bersama sahabatnya. Ia tidak mengetahui bahwa Celine kecewa dengannya. “lihatlah bro, ia sama sekali tidak memperhatikanmu.” Kata Josh. “yeah. Yaaah, kau tahu kan wanita itu memang terkadang sulit ditebak perasaan dan pikirannya.” Jelas Leonard. “itu yang disebut girls mathematic.” Lanjut George. “kau tahu darimana soal itu? Bukannya hubunganmu dan Sally tidak butuh matematika?” tanya Josh bingung. “well, terkadang aku bingung dengan sifatnya. Ia terlalu malu untuk mengakui hubungan kami dan selalu menjaga jarak antara aku dan dia.” Jelas George. “haha! Ia malu mengakuimu karena kau memang memalukan.” Ejek Leonard. George memukul bahu Leonard sebagai lambang keakrabannya. “aw!” rintih Leonard. “sorry, dude.” Balas George sambil tersenyum. Zenon dan Josh pun tertawa.
        Celine masuk ke kamar tidurnya setelah makan malam. Ia merasa, hari ini sangat kesepian. Celine merasa sahabat-sahabatnya menyimpan sesuatu yang tidak ia tahu. Ia juga kesepian karena Zenon yang berubah total. Celine bertanya-tanya apakah Zenon sudah bosan dengannya? Atau karena dia melakukan kesalahan? Tapi apa?
        Karena merasa kesepian, Celine mencoba mengirim Zenon pesan. Siapa tahu ia salah perkiraan dan Zenon sebenarnya masih mempedulikannya.
Celine : hey. J
Zenon : hey (send failed)
        Argh! Celine merasa kesal karena pesan darinya tidak dibalas oleh Zenon. Ia mencoba mengirimkannya lagi.
Celine : hi!
Zenon : sorry, pesan yang tadi tidak terkirim (send failed)
        Celine sudah 10 menit menunggu balasan dari Zenon. Tetapi, tak kunjung tiba. Ia bolak balik mengecheck handphone-nya. Ia merasa sedih. “hmmm... mungkin ia sudah menemukan seseorang yang lebih perfect dari pada aku. Aku senang sekali ia dapat menemukan orang itu.” Kata Celine pada dirinya sendiri dikamar. Ia bingung harus senang maupun sedih. Namun, satu yang tidak ia bingungkan adalah perasaan Celine terhadap Zenon. “sudah kuduga, pasti dia sedang bersenang-senang dengan gadis itu!” cetus Celine dikamarnya. “tapi...” wajah celine berubah menjadi sedih dan bingung.
        Dimalam itu, Azura juga kesepian. Pada malam hari, seperti biasa. Josh mengirimi Azura sebuah pesan dan mulai berbagi. Namun, pada malam itu tidak. Azura berpikir bahwa dia seharusnya sadar karena Josh itu milik Wendy Alajozy sang ratu sekolah. Azura berdiri didepan cermin kamarnya yang menempel disepanjang dinding di salah satu sisi kamar Azura. Azura menatap dirinya. “well, aku memang sangat berbeda dengan Wendy. Benar kata semua orang, aku hanyalah seorang gadis yang tidak populer tetapi sok populer.” Keluh Azura. Karena kebingungan itu, Azura mulai teringat akan Celine. “apa caraku sudah keterlaluan ya?” tanyanya pada bayangannya di cermin sambil duduk dikasurnya. “ah, aku memang payah.” Keluhnya lagi sambil melentangkan tubuhnya dikasurnya yang nyaman. Azura mengambil handphone-nya untuk mengirimi Celine sebuah pesan.
Azura : holaaa! Aku tahu kau bingung. Aku mohon, jangan pikirkan hal itu lagi. Kami hanya ingin yang terbaik buatmu, Celine.
        Celine menerima pesan itu. Awalnya ia kira, itu pesan dari Zenon yang membalas pesannya. Tetapi, ternyata itu adalah pesan dari Azura. Ia mulai kecewa karena bukan Zenon yang membalas pesan itu. Tetapi, Celine juga senang karena Azura sangat memperhatikannya. Berbeda dengan Sally dan Alice.
Celine : Hi! J nevermind, aku sekarang sedang dalam proses untuk melupakannya. Ia berbeda dari yang dulu. Aku kecewa dengan itu. Terimakasih sudah ingin mengerti keadaanku.
Azura : yeah, itu sudah tugas seorang sahabat kan?
Celine : yup. Lol
        Pagi pun tiba. “kak, mom tiga hari lagi pulang dari London!” seru adik Azura. “what?!” kata Azura terkejut. “ah, pasti kau ingin berkata ‘what the hell’. Maaf, aku sudah tidak tertipu lagi dengan jebakanmu.”jawab adik Azura. “tidak, kali ini aku serius.” Kata Azura sambil melotot kearah adiknya. “yeah. Mom pulang tiga hari lagi.” Jelas adik Azura. “owh, yay!” sorak Azura sambil berlari menuju kamar mandi. “aku sangat merindukannya!” teriak adik Azura kepada kakaknya. “aku juga sangat merindukannya. I meant... merindukan pakaian dan aksesoris dari ibu!” teriak Azura dari bawah. “you’re MEAN!” teriak adiknya sambil melempar bantal Azura ketempat tidur lalu berlari menuju ruang makan.
        “OMG, lihat wajah Celine. Sudah 2 hari ia berwajah seperti itu. Aku semakin tidak tega.” Jelas Alice. “yeah, kau tahu, menurutku kita sudah bertindak berlebihan.” Lanjut Sally. “hmmm...” desah Azura. “mungkin meluangkan waktunya bersama kita dapat melupakan Zenon.” Usul Alice. “bukannya dia sudah meluangkan waktunya bersama kita?” kata Sally memutar bola matanya. “oh crap! Aku lupa. Well, mungkin sedikiiit....” kata Alice. “shopping dapat menghilangkan ingatannya pada Zenon.” Lanjut Azura dengan senang. “haha! That’s fabulous!” komentar Sally. Lalu, mereka berjalan menuju Celine yang berdiri didepan lokernya. “hey, nona cengeng. Sepulang sekolah kau ikut kami ya!” ajak Alice dengan nada khasnya. “kemana?” tanya Celine. “kau akan tahu nanti.” Balas Azura. Sally tersenyum. Tak terasa bel sekolah pun berbunyi. Azura, Alice, Sally dan celine menaiki elevator menuju kelasnya. Didalam elevator sudah ada Zenon, Josh, George, Leonard, Wendy, Cecylia, Matilda dan anak populer lainnya. “maaf, sudah penuh!” sindir Matilda. Wendy dan Cecylia tertawa jahat. Cecylia menatap ke wajah adiknya, Celine yang berbeda dari biasanya. Cecylia heran kenapa bisa begitu? Ada apa dengan adiknya? Namun disisi lain, ia senang karena adiknya tidak merasakan kebahagiaan sepertinya. Celine terus menatap Zenon hinggu pintu elevator tertutup total. Alice yang melihat momen itu langsung memutar bola matanya. “it’s ok, Celine.” Kata Sally lembut sambil menepuk pundak Celine. Celine tersenyum kepada Sally. Celine sangat senang sekali, karena sahabat-sahabatnya mengerti terhadapanya. Semenjak Celine berpacaran dengan Zenon, sahabatnya selalu menghindar karena tidak ingin mengganggu hubungannya.
        “Oh my God, kau lihat wajahnya akhir-akhir ini?” tanya Alice di cafetaria. “yup. Sepertinya aku tahu kenapa ia tidak ingin kemari bersama kita.” Kata Sally. “yeah, dia kehilangan semangatnya. Aku tidak yakin ini rencana bagus.” Lanjut Azura. “benar. Aku sudah lelah membuatnya tersiksa dan kehilangan semangatnya.” Jelas Sally. “yeah, kau tahu, kita hanya ingin yang terbaik buat Celine. Tetapi, ini bukan yang terbaik.” Sambung Azura. “ok, sekarang apa rencana kita selanjutnya?” tanya Alice yang menyetujui pembicaraan sahabatnya. “hey, maaf. bukannya kami tidak mematuhi rencana kita. Tapi, kita sudah tidak tega membuat Zenon menjadi pendiam, sedih dan kehilangan semangat.” Jelas Leonard. “ya, akhir-akhir ini nilainya  juga menurun.” Tambah George. “no problem guys, kami juga melanggar rencana kita.” Sahut Alice. “jadi, apa rencana kita?” tanya Azura. “mungkin rencana ini berhasil.” Kata Josh. Azura, Sally, Alice, George dan Leonard menatap Josh. “yaitu dengan....” ketika ingin melanjutkan pembicaraannya, Wendy memanggil dari tempat duduk cafetaria yang di desain khusus untuk murid populer. Josh tidak segera menoleh kearah Wendy, ia merasa kalau ia mengganggu rencananya untuk sahabatnya. “kalau begitu, bagaimana caranya?” tanya Sally. “jadi, kita...” ketika ingin melanjutkan pembicaraannya yang penting, Wendy sudah belakang Josh. “hey, tempatmu bukan disini! Kau juga!” cetus Wendy sambil menarik tangan Josh dan menunjuk George dan Leonard. Josh, George dan Leonard pun mengikuti Wendy. Josh yakin bahwa perbuatannya itu membuat Wendy marah. Azura melihat Josh berjalan dari meja cafetarianya ke meja Wendy. “i’m so sorry, babe. Kau tahu, ini sangat penting untuk sahabat kami, Zenon.” Jelas Josh. “i know.” kata Wendy kesal. “aku tahu kau cemburu. Kau tidak perlu berbuat seperti itu, karena sudah jelas aku masih menyayanginmu.” Jelas Josh lalu melingkarkan lengannya ke leher Wendy. Wendy tersenyum kepada Josh. Cecylia dan Matilda tersenyum melihat momen itu. Cecylia menoleh kearah meja Azura, Alice dan Sally dan tidak melihat adiknya. “ia dimana? Apa yang terjadi?” bisik Cecylia khawatir dengan volume suara yang sangat pelan. “itu semua kesalahan kami.” Jawab Leonard yang mendengar suara Cecylia. Cecylia melotot kearahnya. “karena itu, kami ingin menebusnya.” Lanjut Leonard pada Cecylia. Awalnya Leonard bingung terhadap Cecylia karena Cecylia dan Celine adalah kakak adik yang sangat tidak akrab. “cih, siapa yang ingin tahu tentang dia?” cetus Cecylia agak keras. Leonard tertawa kecil yang mengetahui rahasia kecil Cecylia. Cecylia menginjak sepatu Leonard. “aw!” rintih Leonard. Matilda, Wendy, George dan Josh menatap Leonard dan Cecylia dengan heran. “nevermind!” kata Cecylia memutar bola matanya.
                           ******************
Azura : Hey, apa rencanamu tadi?
Josh :  oh ya ya. Hampir saja aku melupakannya. Jadi, kita buat acara Sorry Party. Yah, kau tahu, di Sorry Party bukan hanya pesta permintaan maaf, tetapi juga menyatukan Zenon dan Celine.
Azura : ide yang bagus! Aku yakin kali ini kita akan berhasil!
Josh : yeah, sepertinya kau harus cepat memberitahukan Alice dan Sally.
Azura : baiklah. Bagaimana denganmu?
Josh : aku sudah mengabari Leonard dan George
        Azura tidak membalas pesan itu. Ia segera menelpon Sally dan Alice.
Sally : so, besok kita kerjakan rencana ini?
Azura : yup
Alice : tepatnya kapan?
Azura : aku rasa pulang sekolah.
Alice : dimana?
Azura : dihalaman rumah Celine.
Sally : jadi, kita harus meminta izin untuk itu?
Azura : kita sudah dapat izin dari Leonard.
Alice : Leonard?
Azura : i meant, Leonard meminta izin pada Cecylia.
Sally : baguslah kalau begitu.
Alice : ok, aku akan menyiapkan dan membeli kebutuhan buat besok. Well, then, see you tomorrow girls!
        Alice menutup teleponnya. Kini, hanya Sally dan Azura berdua.
Azura : bagaimana hubunganmu dengan George sekarang?
Sally : sama seperti biasa. 
Azura : baguslah kalau begitu.
Sally : yeah, ia selalu membuatku cemburu.
Azura : WHAT?!?! Maaf maaf, berarti ini TIDAK BAGUS.
Sally : terimakasih sudah ingin mengerti, Azura. Tapi sekarang, aku harus pergi kursus. Maaf ya!
Azura : no problem, Sal.
Sally : thanks.
Azura : bye!
        Sally dan Azura menutup teleponnya. Sally tersenyum diatas ranjangnya karena Azura benar-benar sangat khawatir padanya. Sedangkan Celine yang sedang berdiri dibalkon rumahnya melihat bintang-bintang dilangit yang sangat berbeda. Karena kemarin pesan dari Zenon tidak terkirim, ia mencoba ulang untuk mengirim pesan untuk Celine.

Zenon : Hey!
Tetapi, Celine tidak menjawab. “oh great! Dia memberiku pesan. Tapi, aku tidak ingin membalasnya sebagai balasan yang kemarin.” Kata celine. Zenon semakin kecewa karena semua itu. Ia pikir, Celine akan membalas pesannya. Tetapi, ternyata tidak. “oh, aku membencinya.” Kata Zenon didalam kamarnya sambil berfikir apakah ia benar-benar membenci Celine untuk selamanya.
“hey, nanti setelah pesta selesai kau harus benar-benar membersihkannya.” Cetus Cecylia yang menghampiri Azura, Sally dan Alice. “kami tahu.” Jawab Alice singkat. “aku dengar, akan ada pesta. Bolehkah aku ikut?” tanya Wendy. Azura dan Alice saling berpandangan. “tentu saja.” Jawab sally, singkat. “apa kau yakin?” bisik Azura. “yeah, itu juga bukan rumah kita kan?” jawab Sally sambil tersenyum. “ok, fine.” Jawab Alice. Wendy tersenyum jahat. Azura, Sally dan Alice mengetahui bahwa ada sesuatu dibalik senyum Wendy.
        “PARTY BEGIN!” seru Sally dihalaman rumah Celine yang luas. “dimana Celine?” tanya Alice pada Leonard sambil membawa kue untuk pesta nanti. “Celine sedang bersama Azura. Kau tahulah, kalau nanti dia datang sebelum waktunya, pestanya tidak akan meriah.” Jelas Leonard. “owh, ok.” Kata Alice melanjutkan menyusun kue. Sudah pukul 19.00. Wendy dan Cecylia keluar dari kamar Cecylia yang serba pink and glamour. Wendy menggunakan dress bewarna merah muda mencolok tanpa lengan yang dibagian roknya terbentuk seperti dari mahkota bunga. Sedangkan, Cecylia memakai dress Limited Edition bewarna merah menyala. Dengan panjang rok bagian belakan setumit kaki, dan bagian depan sepahanya. Ia memakai lipstik merah menyala malam itu. Ia terlihat seperti Madonna yang ingin pergi ke pesta. “Great! Penggemar Zenon dan Celine sudah berdatangan.” Sorak Alice. “yeah, yeah. Kita hanya tinggal menunggu Azura dan Josh.” Lanjut Sally. “malam ini seperti malam perkawinan. Haha!” ejek Wendy. “itu benar.” Lanjut Cecylia. “oh, itu mereka datang!” sahut Cecylia. Alice dan Sally menoleh. Ia melihat Azura sudah menutup mata Celine dengan kain lembut bewarna ungu. Dan dibelakang mobil Azura, terdapat mobil Josh. Pesta pun dimulai. “ini kan rumah Celine?” tanya Zenon heran. “yup.” Jawab Alice menghampiri Zenon. “kau harus berdiri disebelah sana!” kata Sally sambil menunjuk panggung kecil. “What?!” Zenon terkejut. “sudahlah!” kata George. Beberapa menit kemudian, inti dari sebuah pesta pun dimulai. Azura menggandeng tangan Celine naik keatas panggu kecil. George mendorong Zenon untuk naik keatas panggung. Ikat penutup mata Celine pun dibuka. “we’re so sorry, Celine, Zenon!” Seru Azura, Alice, Sally, Leonard, Josh dan george. Cecylia tersenyum melihat momen itu. “what?! Ternyata pestanya seperti ini?!” Wendy terkejut, karena ia kira, ia dapat mengalahkan kostum Azura dipesta yang lebih resmi. Karena itulah Wendy tersenyum jahat ketika telah disetujui untuk ikut berpesta. “kau kira apa?” tanya Cecylia heran. “nevermind.” Jawab Wendy singkat. “maaf teman-teman, sebenarnya waktu ada di mall, bukannya aku tidak menghiraukan kalian. Tapi, semenjak aku dan Zenon berpacaran, kalian menghindar. Karena itu, aku ingin membuat kalian cemburu dan ingin aku kembali. Tetapi, kalian menjauhkan ku dengan Zenon. Aku sangat bingung dan sedih.” Kata Celine mengakui. “kami juga minta maaf. Kami tidak bermaksud untuk menghindar, Celine. Kami takut kami akan merusak hubungan kalian.” Jelas Sally. “tidak akan.” Jawab Celine sambil tersenyum senang. Musik pun menyala. Ini adalah pesta yang sangat indah. Azura sangat iri kepada Celine karena dapat diperhatikan banyak teman. Penggemar Zenon dan Celine pun bersorakan. “maaf Celine. Aku hanya takut kau tidak ingin denganku lagi.” Zenon mengakui. “oh, itu tidak akan pernah. Jadi, kenapa kau tidak membalas pesanku?” tanya Celine sambil menari bersama Zenon. “tidak tahu kenapa, pesan balasanku tidak dapat dikirim. Maaf!” jawab Zenon. “oh, i see.” Kata Celine lega. “so, bagaimana denganmu? Mengapa kau tidak membalas pesanku?” tanya Zenon ganti. “oh... itu... haha!” Celine bingung mencari alasan. “lebih baik kita menari saja, masalah itu sudah tidak usah dibahas lagi. Ok?” kata Celine sambil tertawa kecil. Zenon tersenyum karena sebenarnya ia mengetahui Celine tidak membalas pesannya karena sebagai balasan karenanya tidak membalas pesannya. “hey, nona cantik. Lihat bagian bawah rokmu!” sindir Azura menunjuk rok Wendy. Wendy segera melihat apakah ada sobekan atau noda. “gotcha! Haha!” sindir Azura yang telah menipu Wendy. Wendy berwajah sangat marah dan menumpahkan minumannya di dress milik Azura. “AH! MY DRESS!” teriak Azura melihat kearah dress blink blink warna birunya. “oh, terimakasih. Kau harus menerima ini!” Azura menumpahkan minumannya di derss milik Wendy. “AH!” Wendy berteriak. “oh hey, lihat dua gadis disebelah sana! Hey kalian, kemarilah!” kata george menjadi pembawa acara di pesta itu. “WHAT?!” kata Azura dan Wendy bersamaan. “sudahlah! Aku hanya memerintahmu untuk kemari.” Jawab George. Wendy dan Azura segera naik keatas panggung. “hey, guys! Lihat para ratu fashion girl kita! Lihat baju mereka. Haha! Ini adalah tantangan untuk kalian sebagai ratu fashion sekolah. Kalian harus memberikan sesuatu yang menarik untuk acara ini dengan style kalian sendiri.” Kata George memberikan tantangan. “owh, ok!” Wendy menerima tantangan itu. Musik pun berganti dengan aliran fashion show. Wendy dan Azura siap untuk bertempur. Wendy sangat mahir terhadap semua ini. Azura yakin ia akan kalah. Azura membuka dressnya yang ternyata masih ada dress yang sangat berkilau dan terlihat sangat menarik. Azura menatap Wendy dengan senyuman sindiran mautnya. Wendy tidak ingin kalah dan merobek rok panjangnya menjadi rok pendek. Lalu, tersenyum menyindir kepada Azura ganti. “OH, lihat apa kau bisa seperti ini!” kata Wendy lalu menunjukkan gaya cheersnya. Alice segera naik keatas panggunguntuk melawan Wendy bersama Azura. “hey, itu tidak adil!” protes Cecylia. George menaikkan pundaknya. Cecylia pun naik keatas panggung. “Azura bukan lwanamu untuk hal ini.” Kata Alice. “owh yeah?” kata Wendy. Alice mengangguk. “cecylia!” kata Wendy kepada Cecylia dengan menunjukkan aba-aba menyerang Alice. “lihatlah apakah kau dapat melawannya.” Sindir Wendy lalu turun dari panggung. Azura pun ikut turun. Ia melihat, Alice sangat mahir dalam menari. Yeah, Alice memang perfect bagi Azura.

Selasa, 22 November 2011

Back off Celine! (chapter 4)

Back Off Celine!



        “hoahm! Semenjak kejadian itu, Celine selalu saja menghindar. Apakah kita salah karena sudah membuatnya pacaran dengan Zenon?” Tanya Azura yang telah bangun dari tidurnya di rumah Alice. “well, kita tidak akan salah. Karena kita tidak berniat untuk menjerumuskan Celine. Aku hanya berpikir, bahwa Zenon lah yang membawa pengaruh buruk untuk Celine.” Jawab Alice. “yeah, sepertinya begitu. Saat ini, aku merasa agak kesepian. Sally tidak bisa ikut menginap dirumahmu, karena kencan dengan George. Sedangkan Celine, mungkin sudah melupakan kita karena keberadaan Zenon. Mungkin lelaki memang membuat persahabatan menjadi hancur ya?” tanya Azura tak yakin. “tidak juga. kita juga harus mengatur waktu. Kapan untuk kekasih dan kapan untuk sahabat.” Jelas Alice. Azura mengangguk.
        Alice mengambil sekotak susu dari dalam lemari esnya yang berpintu dua dengan hiasan kulkas yang tertempel foto Alice dan keluarganya. Lalu, Alice mengambil sekotak sereal di salah satu laci dapurnya yang bersih. Alice meletakkan semuanya di meja. Alice dan Azura mulai untuk menyantap sarapannya masing-masing. “what should we do today?” tanya Alice yang mengharapkan suatu kegiatan yang mengasyikkan bersama sahabatnya. Azura melirik sambil tersenyum. Alice tersenyum dan mulai mengetahui apa jawaban dari Azura. “let’s go shopping!” seru mereka berdua, lalu kembali menyantap serealnya.
        Dipagi yang cerah ini, Celine hanya sendirian di kamarnya yang bernuansa putih dan hijau muda. Well, mungkin karena ia terbawa suasana sciens-nya yang berhubungan dengan alam. Pagi ini seperti biasa, burung mulai bernyanyi-nyanyi di luar jendela Celine, embun pagi menetes dari daun ke tanah dan udara pagi yang sejuk. Namun hanya satu yang membedakan, yaitu perasaan dari Celine. Celine mulai merasa kesepian tanpa sahabatnya. Ia merasa semua yang dilakukannya salah. Namun, apa boleh buat. Dia hanya dapat diam hingga sahabatnya sadar apa yang telah mereka lakukan terhadap Celine dan Zenon.
 
Zenon : hey!
Celine : hi :(
Zenon : ada apa?
Celine : nothing, aku hanya merasa sedikit kesepian.
Zenon : kau tahu, rasa kesepianmu mungkin hanya sebentar. Suatu saat, mereka akan sadar bahwa kau adalah sahabat terbaik mereka.
Celine : sampai kapan aku harus berpura-pura tidak memedulikan mereka?
Zenon : sampai mereka sadar :) jalani dulu apa adanya. Tuhan sudah menentukan takdirmu, takdirku dan takdir mereka
Celine : thanks :*
Zenon : =)



                                       Celine melemparkan handphone-nya ke kasurnya yang empuk. Celine bingung harus melakukan apa hari ini. Hari ini, adalah hari Minggu. Yay! Mungkin bagi sebagian anak remaja lainnya, hari Minggu adalah hari yang sangat menyenangkan. Namun, Minggu ini berbeda. Celine merasa kesepian dan merasa sedikit galau. Tiba-tiba Zenon menelponnya.
                       “hey, kau sibuk hari ini?” kata Zenon. “aku rasa tidak.” Jawab Celine dengan lembut. “aku akan menjemputmu pukul 9. Kau harus siap ya!” ajak Zenon. “what? Bu..t..t” celine tidak bisa melanjtukan kalimatnya. “sudahlah, aku tidak suka kalau kau terus bersedih. Dimana Celine yang ceria dan senang tersenyum?” kata Zenon sambil tertawa kecil. “okay, jika kau memaksa. Haha!” jawab Celine. “see ya, my dear.” Kata Zenon. “yeah.” Kata Celine. Tombol tutup telepon sangat berat untuk ditekan oleh Celine. Baginya, berbicara dengan Zenon seperti ia berada di pagi hari yang cerah dan indah. Namun, saat Zenon menutup telponnya. Suasana berganti menjadi malam hari. Dimana, Celine merasa kesepian saat semuanya terlelap. Celine pun segera bersiap-siap untuk pergi dengan Zenon. Kali ini, Celine memakai rok pendek dan baju tanpa lengan yang bewarna soft. Roknya bewarna coklat muda dan bajunya bewarna putih keju. Rambutnya, ia kepang satu di sebelah kiri. Celine juga menyiapkan tas Levi’s dan sunglass bewarna coklat Gucci-nya. Setelah menyiapkan itu semua, Celine mulai bersantai dan memesan perawatan menicure dan pedicure pribadinya. Yah, perempuan memang identik dengan perawatan, kecantikan dan gaya.
                       “hey, apakah kau memiliki sepatu high heels bewarna hitam?” tanya Azura. “ada. Coba lihat di kardus itu!” jawab Alice sambil menunjuk ke tumpukan kardus sepatu milik Alice. “kau memiliki yang lain selain ini?” tanya Azura lagi sambil memperlihatkan sepatu yang ingin dipakainya. “tidak, aku tidak suka warna hitam.” Jawab Alice. “owh, okay! Aku pilih ini saja.” Jawab Azura sambil tersenyum. Alice melanjutkan untuk mencari baju yang cocok untuknya. “choose one! This one or this one?” tanya Alice memperlihatkan baju tanpa lengan bewarna biru dengan corak corak bunga bewarna ungu dan hijau dan baju lengan pendek dengan rajutan dibagian dada dan leher. Semua itu harus dipilihnya agar cocok dengan bawahan celana pendek bewarna hitam dengan sabuk besar bewarna coklat. “aku rasa yang itu.” Jawab Azura sambil menunjuk kearah baju tanpa lengan. Alice menurunkan tangannya. Setelah mereka sibuk berdandan. Mereka mulai berangkat dengan mobil Azura yang bewarna putih dengan atap mobil yang terbuka.
                       Celine duduk di salah satu cafe di pinggir jalan. “dimana Zenon?” gumam Celine. Celine duduk termenung karena Zenon meninggalkannya di cafe itu. Celine penasaran dengan apa yang akan Zenon berikan kepadanya. Sudah hampir lima belas menit Celine menunggu, dan itu terasa lama karena keinginannya bersama Zenon. Celine mulai berdiri untuk mencari Zenon. Ia tidak ingin sendirian. Celine pun keluar dari cafe itu dan memandang sekelilingnya untuk mencari Zenon. “apa yang kau lakukan?” tanya Zenon. “mencarimu.” Jawab Celine sambil menunduk. Zenon tersenyum. “lihat ini!” perintah Zenon. Zenon memberikan teddy bear kecil dengan bulu keriting lembut bewarna coklat. “cute!” puji Celine. “ini buatmu. Agar kau memiliki teman dan tidak sendirian.” Jelas Zenon. Celine menerima boneka itu. “ayo kita pergi!” ajak Zenon. “kemana?” tanya Celine. “nanti kau akan tahu.” Jawab Zenon dengan lembut. Zenon membukakan pintu mobilnya. “kau jangan terlalu sering menggunakan mobil. Ingat akan global warming.” Canda celine. Zenon tertawa kecil. Akhirnya mereka sampai “di Stonestown Galleria Mall” di San Fransisco, California. “untuk apa kita kemari?” tanya Celine. “hey, kau perempuan bukan? Disinilah surgamu.” Canda Zenon. Celine tersenyum. “jadi, kau ingin menemaniku berbelanja?” tanya Celine ragu. Zenon terse“Miss Sixty” salah satu merek baju terkenal yang disukai Azura. Modelnya yang modern dan remaja. Karena itu, Azura sangat menyukainya. Miss Sixty memang berpusat di New York. Namun, di California tepatnya di san Fransisco juga tak kalah. Terkadang Azura sering berpergian ke New York demi membeli Miss Sixty terbaru. Alice, juga sangat menyukai merek tersebut. Alice sangat menyukai dress yang bermodel rumit. Alice dan Azura tersenyum saat memasuki pintu dari tempat belanja tersebut. “i feels like i’m in heaven.” Kata Alice. Azura tersenyum. “yeah, aku sudah lama tidak kemari. Ternyata sudah ada banyak model terbaru.” Respon Azura. Alice langsung mencari-cari dress faforitnya. Alice dan Azura asyik mencari baju, sepatu dan aksesoris lainnya. Tak sadar, mereka sudah membuat tumpukan baju. Alice dan Azura mulai mencobanya. Ketika sedang mencari dress, Alice melihat Celine dan Zenon ada di toko yang sama. Alice menarik tangan Azura dan masuk ke kamar pas. “hey, apa yang kau lakukan?!” cetus Azura. “diamlah dulu.” Kata Alice sambil mengintip Celine dan Zenon. “ada apa sih?” tanya Azura. Alice tidak menjawab. “akhirnya mereka keluar juga.” kata Alice lega. “mereka? Siapa?” Azura semakin penasaran. Alice keluar dari kamar pas menarik tangan Azura untuk keluar juga. “Celine dan Zenon tadi kemari.” Jelas Alice. “w..w..what? Celine dan Zenon? Sudah kuduga. Pasti Zenon adalah pengaruh terburuk untuk Celine.” Cetus Azura. Alice memutar bola matanya. “ayo kita susul mereka!” seru Azura. Azura berlari menuju kasir untuk membayar bajunya lalu, berjalan dengan agak cepat untuk mencari Celine dan Zenon. Alice tertinggal di belakang. “harusnya, aku tidak menceritakan ini padanya.” Sesal Alice yang tertinggal jauh oleh Azura. Azura terus mencari Celine. “sedang apa kau?” tanya Sally dari belakang. Azura melihat Sally bersama George, Leonard daaan Josh. “sebenarnya, ada sedikit masalah. Kau?” tanya Azura. “aku hanya ingin pergi dengan George.” Jawab Sally tersenyum. “hey, mengapa kau tidak mengajakku? Mengapa Leonard dan Josh juga bersamamu?” cetus Azura. “well, aku bertemu mereka saat di bioskop.” Jelas Sally. “mengapa kau tidak menelponku?” azura kesal. “maafkan aku. Aku kira kau sedang sibuk dengan Alice.” Jawab Sally sambil melihat samping Azura. “dimana Alice?” tanya sally. “OMG! Aku meninggalkannya!” Azura tersadar. Sally tersenyum. “kami, duluan ya! Temui kami pada jam 12 di starbucks Cafe!” perintah Josh. Sally dan Azura mengangguk.
                       “hey!” sapa Alice yang tiba-tiba datang. Alice membawa dress LIMITED EDITION. “what? Itu dress limited edition? Mengapa kau tidak mengabariku?” cetus Azura kesal. “well, yeah... kau tadi berlari dan aku tidak sempat mengejarmu. Lalu, aku melihat dress itu. Tetapi sayangnya, dress itu sudah habis, karena aku membelinya.”jelas Alice. Azura kesal sekali karena tidak dapat mendapatkan dress tersebut. Padahal, ia sangat mengidam-idamkan dress tersebut dari majalah fashion yang tidak dijual dipublik. “hi, girls!” sapa Zenon. Celine tersenyum. Lalu, Zenon dan Celine berjalan lagi. “hah?” kata Azura, Sally bingung. Alice yang tadinya bangga melihat dress barunya terpana pada Celine. “apakah itu benar Celine?” tanya Alice. “i think... yeah.” Jawab Sally.
                       12.30 pm! “cmon girls!” kata Sally keluar dari salon. Alice meluruskan rambutnya. Azura menyemir rambutnya menjadi warna coklat. “OMG, kita telat 30 menit!” Alice terkejut setelah melihat jam tangan bermodel gotiknya. “haha! Mungkin mereka bersedia menunggu kita.” Tawa Azura.
                       “hey, kemana saja kalian?” tanya Josh. “sorry.” kata Azura singkat. “kami menunggu setengah jam tahu!” kata George. “mengapa kalian menunggu kami? Kalian kan juga dapat menelpon kami.” Kata Sally memperotes. Leonard, Josh dan George saling memandang.
                       “kau tahu, sifat Celine akhir-akhir ini berubah.” Kata Azura. “mungkin hubungan mereka dapat mengganggu persahabatn kita. Namun, hubungan mereka tidak seperti kami. Ya kan?” kata George melingkarkan tangannya kepundak Sally. Sally tersenyum. Alice dan Josh memutarkan bola matanya. Azura tertawa kecil. “jadi, apa rencana kita?” tanya Leonard. “kita pisahkan saja mereka!” kata Azura bersemangat. “kau jahat sekali.” kata Josh. Azura termengung. “haha! Tapi itu juga ide bagus. Kalian menjauhkan Zenon dari Celine dan kami menjauhkan Celine dari Zenon. Deal?”jelas Alice. “deal!” akhirnya mereka sepakat untuk menjauhkan Celine dengan Zenon.
                      
                       “argh, i hate Monday!” teriak Azura dari kamarnya. “hey, hari ini Mom tidak ada dirumah.” Kata Selviora, adik Azura dari balik pintu. “So...?” jawab Azura. “aku hanya mengabari.” Jelas Selvioran. “owh, yeah. What the hell!” jawab Azura lagi. Selviora pun pergi dari balik pintu Azura.
                       “Hey, Celine!!!” Sapa Alice, Azura dan Sally kepada Celine ditempat duduknya dengan senyum palsu mereka yang lebar. “kali ini, kau akan kami ajak jalan-jalan. Kau akan menghabiskan waktumu dengan kami. Hahaha!” kata Alice. Celine terkejut melihat tingkah sahabatnya itu. “owh yeah, whatever. Tadi kami hanya akting. Intinya, hari ini kau akan menjalani hari dengan kami.” Jelas Azura dengan wajahnya yang cuek. Celine tersenyum senang.
                       The bel’s ringing. “ok girls, let’s move!” ajak Sally. Azura, Alice dan Celineberjalan menuju pintu kelas. Setlah keluar, Celine melihat Zenon sedang berjalan kesebelah kiri koridor sekolah. “itu Zenon.” Kata Celine. “Zenon!” panggil Celine namun tidak membuat Zenon berbalik arah. Alice menutup mulut Celine. “psst, kau tidak dengar gosip tentang Zenon?” tanya Alice. Celine menggelengkan kepalanya. “what gossip?” tanya Celine balik tak percaya. Alice, Azura dan Sally saling bertatapan. “yeah.. well.. uhm... yeah... sulit untuk dijelaskan. Namun, dia adalah pengaruh buruk buatmu. Kami sebagai sahabat hanya ingin kau menjadi yang terbaik.” Jelas Azura. “yeah, kami tahu bahwa dengan Zenon itu bukan yang terbaik.” Tambah Sally. “benarkah?” Celine tak percaya dan mulai mengeluarkan ekspresi kecewanya pada Zenon. Ia melihat George merangkul pundak Zenon dan beranjak pergi. Celine tidak percaya apakah Zenon benar-benar berpengaruh buruk atau tidak. Ia mempercayai Zenon namun ia juga mempercayai sahabatnya. Ia bingung. Azura melihat wajah gadis tersebut yang bingung. Azura dapat memahami rasa bingung itu. Karena, ia sebenarnya juga bingung pada Josh. Dia sudah memiliki Wendy Alajozy the Quuen of School, tetapi disisi lain Josh sangat perhatian pada Azura melebihi perhatiannya pada Wendy. Azura juga bingung antara mempercayai sifatnya dibelakang Wendy atau sifatnya didepan Wendy. Azura mulai tidak tega melihat wajah sahabatnya itu. Sally dan Alice tidak mengerti, namun Azura mengerti. “sudahlah Celine, ayo kita pergi!” ajak Azura sambil tersenyum manis pada Celine.
                       “get away from my way nona yang TIDAK populer tetapi berlagak POPULER! Kau harusnya menyadari itu! Understood?” sindir Wendy didekat lokernya. “owh yeah, yang terpenting aku tidak seperti TARZAN yang POPULER!” sindir Azura balik. “huh!” Wendy mengibaskan rambutnya dan berjalan dengan ritme yang kesal. Azura mengambil sepatu boots diantara koleksinya yang ia bawa dari Paris saat ibunya belanja dimusim dingin yang lalu. Ia merindukan ibunya yang kini tinggal di London. Ia sungguh ingin kesana menemui ibunya.

                       “sorry girls, i’m late!” Kata Azura setelah berlari menuju kursi di cafetaria sekolah. “oh wow! Blink blink?” Azura heran. “yup, aku rasa tema cafetaria ini sudah berganti. Yang dulunya bertema gotik sekarang menjadi glamorous.” Komentar Sally lalu meminum ice blend miliknya. “hey, kau memakai dress limited edition itu!” Azura kaget melihat Alice memakai dress impiannya. “so what?” tanya Alice cuek. “aku menginginkannya.” Kata Azura agak egois. “whatever.” Kata Alice cuek. Azura melihat wajah Celine yang melihat kearah Zenon. “Zenon sama sekali tidak melihatku. Apa dia sudah melupakanku?” Kata Celine dalam hati. “hey you, tukang cemberut. Cobalah short cake ini, mungkin dapat membuatmu tersenyum.” Kata Azura menyemangati. Ia berharap akan seseorang yang dapat mengerti tentang dia seperti yang ia lakukan pada Celine. Celine tersenyum. Ia merasa sudah dipedulikan lagi oleh sahabat-sahabatnya. Namun, disisi lain ia sangat sedih atas perubahan Zenon. 


Rabu, 19 Oktober 2011

Best Friend or CRUSH (chapter 3)

Best Friend  or CRUSH

Hey kau! Apakah kau mengingatku? Aku adalah temanmu yang paling akrab sebelum kau menemuinya dan menjadi kekasihnya.

@Josh_KOB : hey!
@Miss_Azz : =)
@Josh_KOB : kau tahu A7X?
@Miss_Azz : yeah, aku suka mereka. Lagunya keren! Kau?
@Josh_KOB : yeah, same with ya.
@Miss_Azz : kau suka musik rock ?
@Josh_KOB : ya, tetapi aku juga suka musik jazz.
@Miss_Azz : same. Musik jazz memang membuat otak         menjadi tenang.
@Josh_KOB : emang otakmu tidak pernah tenang ya? :D
@Miss_Azz : well, tidak juga :P itu kalau aku sedang banyak pikiran saja.
@Josh_KOB : pikiran apa?
@Miss_Azz : hmmm... jurnalist dan rancangan busana.
@Josh_KOB : haha! Kalau aku sibuk olahraga. Oh ya, sekali-sekali... kau juga harus beristirahat.
@Miss_Azz : aku tahu. Thanks!
        Azura menunggu pesan dari Josh. Ia berharap Josh menjawab “yeah” atau “;-)” atau kata kata lainnya yang menandakan ia setuju. Sudah sekitar lima belas menit Azura menunggu. Namun tidak ada jawaban. Azura merasa sedikit kecewa. Mungkin karena ia adalah milik Wendy, dan bukan miliknya. Well, Wendy dan Azura sangatlah berbeda. Wendy sangat populer, cantik, pintar, modis dan perfect dimata semua orang yang memandangnya. Berbeda dengan Azura. Ia modis, tidak terlalu pintar dan juga tidak terlalu populer. Bagi Azura kesempurnaannya dan Wendy bukanlah hal penting. Karena, dari semua itu, Azura merasa lebih memiliki segalanya daripada Wendy. Azura juga memiliki harta yang lebih banyak daripada Wendy. Namun 1 yang membuat Azura sangat kecewa. Yaitu, ia tidak dapat mengambil hati Josh. Lelaki yang paling populer dan paling tampan. Semua itu membuatnya rendah.
        “hei, Celine!” sapa Zenon yang berjalanan berlawan arah bersama George. “Hey!” sapa Celine balik. “kau lihat wajahnya hari ini?” bisik Sally pada Azura sambil membawa buku matematikanya. “yeah, Celine tampak lebih ceria hari ini.” Jawab Azura sambil tersenyum. “WAIT!” panggil Alice dari kejauhan. Alice berlalri menghampiri sahabat-sahabatnya. Azura, Sally dan Celine menghentikan langkah mereka. “sorry, sorry, sorry girls!” kata Alice sambil terengah-engah. “wow wow wow, calm down sweety!” kata Celine sambil menepuk bahu Alice. Alice terlihat sangat terdesak. “ada apa?” tanya Azura. “sepertinya ada kabar buruk. Benarkan?” tambah Sally. Alice menegakkan badannya. “yeah, sepertinya.” Jawabnya agak pelan. Azura, Celine dan Sally menatap Alice dengan wajah penasaran. Alice mengerti wajah sahabat-sahabatnya itu. Dan sepertinya, ia harus menjelaskan. “well, tadi aku membuat kesalahan. Aku mengajak Wendy battle dengan kita.” Kata Alice. “what? Battle apa?” tanya Azura tidak percaya. “yeah, kau tahu... pertarungan pemandu sorak.” Jelas Alice. “WHAT?!?!” jawab Sally, Azura dan Celine bersamaan. Alice mengangkat dua jarinya yang mengartikan lambang “peace”. “hey, kau tahu... kita bukan anggota klub pemandu sorak!” cetus Celine. “yayaya, aku tahu. Karena itu aku minta maaf. Aku yakin kalian bisa melawan mereka.” Jelas Alice. “when?” tanya Azura yang sepertinya agak setuju dengan tantangan Wendy. “nanti, pada saat makan siang.” Jawab Alice lalu berlari ke ruang ganti.
        Istirahat pertama pun tiba. Poster “pertarungan Pemandu Sorak” pun sudah terpasang di setiap koridor sekolah. Azura terkejut saat melihat poster itu. “sepertinya akan ada pertarungan besar. Haha!” sindir Wendy dengan sinis kepada Azura. Matilda dan Cecylia membelai pundak mereka masing-masing tanda akan menyingkirkan Azura dan sahabat-sahabatnya. Azura memutar bola matanya. “sedang apa kau sendirian?” tanya Josh tiba-tiba mengagetkannya. Azura melirik kearah poster tersebut. “oh, aku tahu itu.” Kata Josh perhatian. Azura tersenyum. Cecylia melihat kearah Josh. “sepertinya aku harus pergi. Bye!” Kata Josh dengan ramah kepada Azura. Azura membalik arah dan berjalan dengan perasaan kecewa. “aw! Watch out!” kata Alice yang tertabrak Azura. “owh, Azura. Sedang apa kau disini? Aku mencarimu kemana-mana. ayo kita merancang seragam pemandu sorak!” ajak Alice lalu menggandeng tangan Azura dan berjalan agak cepat. Sesampainya diruang ganti, Sally dan Celine menatap Azura dan Alice. “costume?” kata Celine sambil mmelirik kearah Azura. “owh, yeah. Aku sudah merancangnya tadi saat pelajaran Mr. Edward.” Jawab Azura sambil menyodorkan kertas. “lalu, dimana kostumnya?” tanya Celine lagi. “ada di lokerku.” Jawab Azura singkat sambil menoleh kearah pintu. “biar aku saja yang mengambilnya!” usul Sally. “yeah, thanks.” Azura berterimakasih. Sally berlari menuju pintu dan berlari lagi menuju loker Azura. “hey!” sapa George. Sally tidak menghiraukan sapaan manis dari George dan terus berlari. Josh menepuk pundak George dan menertawakannya. “haha!” canda Josh. “hei, sepertinya ia sedang terburu-buru.” Kata Leonard. “well, sepertinya...” George mendesah. Josh melihat kearah poster besar yang ada disampingnya. “ya, itu benar! Lihat itu!” Josh menunjuk kearah poster besar tersebut. “memangnya Sally bisa? Setahuku, sifatnya lembut dan keibuan.” Kata George khawatir namun disisi lain memuji Sally. “tentu saja!” jawab Sally yang tiba-tiba mengagetkan George. Sally sengaja menabrakan pundaknya ke pundak George. Sally sebal. George dapat merasakan itu. “c’mon, dude! Kita cari Zenon!” ajak Leonard. Lalu, mereka berjalan menuju halaman sekolah untuk menemui Zenon.
        “iNI!” Sally meletakkan kostum pemandu soraknya dan sahabatnya dengan kasar di kursi. “ada apa?” tanya Azura cemas. Sally menghembuskan nafas panjangnya. Sally tidak ingin cerita. Azura termenung, tidak tega melihat Sally yang sedang bad mood. Azura menunjukkan kostum pemandu soraknya. Tak sengaja Sally menjatuhkan lipstick yang ada dimeja rias ruang ganti  “Popular Girls”. Yup, gadis populer memang banyak mendapatkan fasilitas oleh sekolah. Sebenarnya, gadis biasa juga dapat masuk ke ruang ganti itu. Namun, semua siswa disekolah pasti akan membicarakannya. “ups!” Sally meletakkan kembali ke meja rias tersebut. “coba kau pakai!” perintah Azura pada Sally. “what? Me?” tanya Sally ragu. “yeah, karena kau sudah menjatuhkan lipstick itu.” Canda Azura. Sally mencoba kostum pemandu sorak rancangan Azura. Rambut Sally bewarna blonde. Dia memang berkepribadian seperti putri. Wajahnya pun manis. Bola matanya bewarna coklat tua. “wow! Ya look gorgeous!” puji Celine. Sally tersenyum. “aw!” rintih Sally ketika Alice menarik kedua ikat rambutnya dan melepas bandonya. “sorry, tapi kau lebih terlihat cantik tanpa semua ini.” kata  Alice. “i don’t think so. Aku takut rambutku sangat jelek. Jadi, aku ikat.” Kata Sally. Azura tersenyum. “kau lebih cantik jika ikat rambutmu dilepas.” Tambah Azura. Sally tersenyum. “jadi kau sudah tidak marah?” tanya Celine. “yah, sedikit.” Jawab Sally.


       Yay! Bel waktu makan siang berdering. semua murid segera berlari menuju ruang basket dilantai 2 Dylqueln High School. Mereka berebut untuk mendapatkan tempat atau tempat berdiri untuk dapat melihat pertarungan antara gadis terpopuler di Dylqueln High School. “hei, pertandingannya three vs three. Salah satu dari kita tidak ikut.” Jelas Alice dengan berwibawa. “aku saja yang tidak ikut! Aku tidak begitu mahir dalam dance.” Sally mengalah. “okay! Kita bertiga harus kompak!” Alice menyemangati sahabat-sahabatnya. Josh, George, Zenon dan Leonard mencari tempat untuk melihat pertarungan tersebut. Celine melihat kearah Zenon dan berlari kearahnya. Ternyata Josh hanya ingin mengambil bola basket saja. Akhirnya the King of Boys keluar dari ruang lapangan basket. Celine terus mengejar Zenon. Well, mungkin Celine rindu dengan Zenon. Tetapi, Celine meninggalkan pertandingan. “hei, apa-apaan dia? Dia lebih memilih Zenon daripada kita?” cetus Alice. “yeah, itu benar.” Sahut Azura. “well, kalau begitu aku akan menggantikan Celine.” Kata Sally.
        “hey, kau yang menumpahkan minuman soda kepadaku segeralah bertaubat. Hey, kau yang menumpahkan minuman soda kepadaku you’re bitch.” Sahut Wendy sambil menggerakkan tubuhnya.
        “hey, kau yang mengkritikku dengan kritikan sialan tak tahukah jika kau itu sialan? Hey kau yang mengkritikku berhentilah untuk menjadi gadis manja.” Sahut Alice ganti.
        Penonton semakin bersorak dengan semangat “Wendy... Wendy...!” “Alice... Alice...!”. namun sorakan Azura lebih sedikit. Azura agak kecewa namun tetap tidak mau kalah.
        “hey, bukankah kau yang sialan karena telah menumpahkan minuman menjijikan karena kau memang menjijikkan. Hey, bukankah kau yang manja yang berusaha menjadi yang terbaik tetapi hanya menjadi pecundang!” balas Cecylia dengan gerakannya.
        Murid-murid mulai mengeraskan suara sorakan untuk Cecylia. Alice mulai kehabisan kata-kata untuk membalas mereka semua.
        “hey, shut up your shitty mouth! Hey, seharusnya kau jangan mengatakannya menjijikkan karena bajumu menjijikkan. Hey, lihatlah bajumu yang terdapat sobekan karena gerakanmu yang terlalu keren. Hey, pikirkan bajumu yang terbuat dari kain MURAHAN!” balas Azura. Selalu tentang pakaian. Azura memang suka memperhatikan pakaian.
        Wendy, Matilda dan Cecylia melihat kearah bajunya masing-masing. Ternyata terdapat sobekan dibaju Wendy dan Cecylia. Seluruh murid tertawa. Matilda tertawa sedikit. Wendy melihat kearahnya dengan marah. Matilda terdiam. “sorry.” kata Matilda. “yeah, that’s good girls!” puji Sally. Azura tersenyum. Penggemar Azura mulai menyorakinya semakin keras. Azura merasa bangga. Alice tersenyum tetapi agak sedikit jelous. Wendy kehabisan kata-kata dan menghembuskan nafas panjang. Matilda menoleh kearah Celine yang daritadi tidak memperhatikan sahabat-sahabatnya dan sedang asyik berbicara dengan Zenon. Ternyata Josh dan George tidak ingin melewatkan pertarungan ini. Yeah, mungkin tidak heran karena Josh adalah kekasih Wendy dan george adalah kekasih Sally. Matilda memiliki balasan untuk Alice, Sally dan Azura.
        “hey, kau lihatlah penghianat diatas sana dan lihatlah dia adalah sahabatmu sendiri. Hey, kau mungkin terlalu menjijikkan baginya untuk menjadi sahabatnya dan ia menghindar darimu. Yay yay yay!” sorak Matilda. Alice segera mengikuti tarian Matilda dan tiba-tiba tersenyum. Cecylia tertawa ketika melihat sahabatnya, Matilda memiliki kata-kata yang lebih PEDAS daripada Azura.
        Alice, Sally dan Azura melihat kearah Celine. Yeah, Sally sedang asyik berbicara dengan Zenon tanpa menghiraukannya. “what? Apa-apaan dia? Tadi, dia lari dari pertandingan ini demi zenon. Sekarang, dia tidak menghiraukan kita!” cetus Azura. “yeah! Sahabat macam apa dia?” tambah Alice kesal. Sally melihat sosok george dan merasa bangga. Sally bangga karena ia telah menunjukkan bakatnya pada George. Sally tersenyum licik kearah George. George merasa bersalah.
        “apakah kalian ingin membalas? Atau biarkan kami yang menang?” kata Wendy. Alice, Sally dan Azura terdiam. “okay. Well, we win!” sorak Cecylia. “hey, all! Pemenangnya adalah kami, team Wendy!” sorak Matilda. “yeah, that’s right!”tambah Wendy. Seluruh siswa bersorak keras. Alice, Sally dan Azura kalah dari pertandingan ini. “poor my little sweety!” ejek Wendy lalu pergi ke ruang ganti khusus gadis populer. “semua ini salah Celine!” sahut Sally yang tadinya mencoba untuk sabar tetapi mulai panas.
                     

Rabu, 12 Oktober 2011

Plan (chapter 2)

                            Plan?
       

        “AZURA! Jangan terlalu cepat!” cetus Sally. “ooops, maaf Sally. Aku terlalu bersemangat. Haha!” jawab Sally lalu melanjutkan berjalan kelantai 1. “aku lelah!” kata Azura. “sama denganku!” dilantai 3, Azura dan Sally berlari menuju elevator. Dilihatnya Celine dan Zenon keluar dari elevator menuju kantin dilantai 3. Azura menarik tangan Sally untuk bersembunyi. Setelah keadaan aman, Sally menarik tangan Azura kearah elevator.
         Dihalaman sekolah, lantai 1. “Go... Go...!” Alice masiih berlatih. Azura dan Sally berlari kearah Alice. “ikuti gerakanku!” Alice menggerakkan tubuhnya dengan tehnik yang tidak dapat diikuti oleh gadis biasa selain anggota pemandu sorak. Alice melihat kearah Azura dan Sally yang berlari menghampirinya. “hy, Gi...” Alice tak sempat melanjutikan kata-katanya. “Woah! Calm down girls!” Sally dan Azura menarik tangan Alice dan berhenti ditempat yang cukup aman untuk memberi info tentang Celine. “Zenon? Benarkah?” tanya Alice tak yakin stelah Sally menjelaskan. “aku tak sabar menanti cerita berikutnya!” Alice bersorak senang. Lalu segera kembali kesifatnya yang keren dan tidak mempedulikan. “yeah, itu kabar baik.” Lanjut Azura. “yup. Maaf aku harus menyelesaikan latihanku. Kira-kira 5 menit lagi kami akan selesai berlatih.” Jelas Alice. Azura mengacungkan jempolnya tanda setuju. George menghampiri Sally dan menatapnya. Sally merasa tidak tahan lalu menggangdeng tangan Azura untuk segera pindah dari tempat itu. George heran. Josh melihat tingkah Azura dan sahabatnya yang menarik perhatiannya.
        “hah, mereka memang sibuk.” Keluh Azura. “yeah, bagaimana nanti kalau mereka sudah memiliki pacar ya? Apakah mereka akan peduli dengan kita?” tambah Sally yang agak kesal. “pfffh! Memang asik menjadi mereka.” Azura menjelekakan dirinya sendiri. “yeah.” Respon Sally. Azura dan Sally duduk di cafe sekolah sambil meminum ice blend mereka masing-masing dan beberapa cake yang terlihat menggoda. Azura melihat kearah Wendy. “hei, nenek sihir sudah kembali.” Azura terus menatap Wendy. Wendy memang selalu tampil menarik. Ia memakai Dress dengan bentuk yang unik yang bermerk identiTee. Azura merasa kesal melihatnya. Wendy menatap Azura dengan sinis dan merasa bangga akan dress-nya yang baru ia dapatkan dari liburannya di Paris sambil mengurus bisnis fashion-nya. Azura menaiki elevator dan turun kelantai 1 tempat loker-lokernya berada. Ia melalui ruangan bernama “Popular” didalam situ, terdapat lokernya.sedangkan loker Sally, Alice dan Celine berada diruangan “Hot Popular”. Yah, inilah Azura. Selalu ingin terlihat seperti sahabat-sahabatnya. Ia membuka lokernya. Didalam lokernya, terdapat beberapa dress, t-shirt keren, rok pendek dan celana yang berkelas. Ia memakai dress bewarna ungu, lalu mengambil jubah berbulu super glamour dan mengeluarkan sepatu boot berbulu putihnya. “yeah, i like my style.” Azura bercermin dan mengambil kacamata bermerk GUCCI bewarna ungu tua. Azura berlari menuju elevator. Yup, semua murid melihatnya. Seperti tuan putri yang tersesat disekolah. Dan fahion tingkat tingginya membuat gadis-gadis iri kepadanya. Layar pada elevator sudah menunjukkan lantai 3. Azura kembali ketempat duduknya dan memamerkan fashion-nya kepada Sally. Wendy kaget melihat Azura. Murid-murid yang berada di cafe itu mulai mendekati Azura dan Sally. Wendy merasa kalah, tetapi ia tidak ingin kalah begitu saja dengan orang yang tingkat kepopulerannya lebih rendah darinya. Wendy, Cecylia dan Matilda menghampiri Azura. “ada apa?” kata Azura dengan sinis. “gayamu seperti beruang. Haha!” kata-kata pedas dari Wendy pun keluar. Semua murid yang mendengarkannya tertawa. “nona berbulu!” tambah Cecylia. Azura menundukkan kepala. Sally berdiri menggenggam tangan Azura untuk berdiri. “oh, thanks! Kau sangat baik!” sally tersenyum menyindir kepada Wendy. “yeah, you’re welcome.” Jawab Wendy. “haha! Rupanya kau iri?” Azura bankit dari rasa malunya. “apa? Iri? Oh, bless you heart baby.”sindir Wendy. Sally merasa geram. “gayamu seperti tarzan. Dress bewarna coklat yang bagian bawahnya berdesain miring dan sepatu sandalmu yang bewarna coklat kayu. Owh, kasihan kau!” Sally menyindir Wendy. Azura tidak ingin kalah dari Sally. “yeah, kasihan sang tarzan. Pasti kau tersesat berada disini?” Azura menambahkan. “pfffh!” Wendy menghentakkan kakinya lagu segera pergi dari cafe itu. Semua murid tertawa. Azura melepas jubahnya, menunjukkan dresssnya yang bagian bawahnya sedikit rumit dan kerahnya yang polos tetapi terlihat anggun. Rambut keriting gantung bewarna hitam yang ketika terkena sinar matahari terlihat bewarna ungu tuanya berkombinasi warna dengan dressnya, menjadi sangat indah. Sally tersenyum melihatnya. Wendy, melihat momen itu dijendela cafe dan menjadi semakin geram. “Azura Montez.” Kata Wendy Alajozy dengan senyuman jahatnya dan pergi menjauhi cafe itu.
        “Minggir!” Wendy mengusir Alice untuk menempati tempatnya sebagai ketua. “hei, bicaralah dengan bahasa yang SOPAN!” bentak Alice lalu berjalan menuju posisinya sebagai wakil. “terserah.” Balas Wendy, memutar bola matanya. “Go... Go... Go...!” Wendy mulai memimpin. Rambutnya yang panjang sepunggung bewarna coklat dibobnya, bola mata bewarna hijau, gerakannya yang sangat menarik membuatnya terlihat sempurna dimata orang lain. 5 menit berlalu, waktu latihan klub pemandu sorak pun habis. “kenapa hanya sebentar?” cetus Wendy. “salahkan dirimu sendiri!” Kata Alice sambil berjalan santai menuju ruang ganti. Sifat Alice yang dingin, keren dan pedas membuatnya memiliki banyak penggemar. Wendy menghampiri Josh yang sedang latihan basket lapangan dekat klub pemandu soraknya latihan. “hei, josh!” sapa Wendy penuh senyuman sambil menyodorkan air minum. “hei!” sapanya ganti. Azura melihat momen itu dari balkon lantai 3. “mungkin, aku hanya menang dalam busana dan sahabat. Tetapi tidak untuk dia.” Keluh Azura dalam hati sambil menatap tatapa hangat Josh pada Alice. “apa yang sedang kau lihat?” tanya Sally penasaran. Azura menunjuk arah Alice yang berjalan menuju pintu masuk sekolah. “hai teman-teman!” sapa Celine dari belakang Sally dan Azura. Sally dan Azura menoleh kearah Celine. “by the way, kenapa kalian menghindariku? Apa kalian melupakanku?” gerutu Celine. “ah, tidak. Itu mungkin hanya perasaanmu saja.” Azura melawan. “yeah, itu benar.” Tambah Sally. “oh, begitu ya? Maaf ya!” Celine tersenyum. Senyumannya seperti matahari pagi yang cerah.
        “bagaimana menurutmu kalau kita mendekatkan Zenon dengan Celine?” tanya Azura.
        “aku setuju. Bagaimana denganmu? Sally?” Alice menoleh kearah Sally yang sedang asyik mengirim pesan menggunakan iphonenya yang bewarna hijau, warna faforitnya. Sally terus tersenyum manis hingga tertawa sedikit. Azura dan Alice yang melihat momen itu menjadi heran dan berpikir bahwa Sally memang agak gila, walaupun Azura dan Alice sendiri juga sering mengalaminya saat mengirim pesan kepada orang yang disukai mereka. “freak.” Kata Alice sambil memutar bola matanya. Sally meletakkan handphone-nya dan mulai fokus. Sally melihat kearah Alice.
        “aku setuju” jawab Sally
        “so, apa rencana kita?” tanya Alice
        “kita biarkan Zenon dan Celine berdua. Sedangkan kita mencoba menghindar dari Celine. Kau tahu, ide ini memang sedikit gila. Namun, kita tidak dapat berbuat apa-apa lagi.” Jelas Azura, lalu memasukkan yogurt rasa strawberry yang bertoping oreo, choco chips, coklat dan permen kenyalnya.
        “hei, you know what? Itu bukan sedikit gila, tetapi sangat gila!” seru Sally.
        “yeah! Well, apakah kita tidak akan merasa kesepian tanpa Celine?” Tanya Alice.
        “awalnya, aku juga berpikir begitu. Tetapi, kau tahu impiannya dan keinginan Zenon?” Azura meletakkan sendok yogurt-nya dengan pelan sambil menatap kearah dua sahabatnya itu.
        “yeah. Terkadang kita juga butuh pengorbanan.” Alice setuju
        “tetapi, kenapa harus persahabatan yang dikorbankan?” tanya Sally menatap Alice dan Azura. Azura dan Alice saling bertatapan dan kehilangan kata-kata. Disisi lain, Azura dan Alice ingin membuat Celine bahagia, disisi lain juga mereka tidak sanggup melepaskan Celine.
        “oke, aku setuju! Let’s do it girls!” Sally akhirnya setuju akrena lebih mementingkan Celine daripada dirinya yang kehilangan Celine. Azura dan Alice tersenyum. “haha! Kita lakukan besok.” Alice senang. Azura mengangguk.
       





Zenon : Hi! Bagaimana harimu?
Celine : Hi too! Buruk sekali :(
Zenon : boleh ku tahu kenapa?
Celine : hari ini, sifat Azura dan Sally berubah. Aku agak kesepian untuk itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi, sepertinya mereka menyimpan sesuatu.
Zenon : oh ya? Bagaimana dengan Alice?
Celine : dia... seperti biasa, sibuk dengan klub pemandu soraknya. Tetapi dia juga sedikit berubah. Kira-kira, apa ya yang membuat mereka seperti itu? :(
Zenon : aku sendiri juga tidak tahu. Apa pun yang mereka lakukan, hanya ingin yang terbaik buat kau, Celine. Aku yakin mereka adalah sahabat terbaikmu.
Celine : bagaimana kau tahu. Weird!
Zenon : yaaaah... aku tahu dari tatapan mereka dan sifat mereka kepadamu.
Celine : memang, bagaimana sifat dan tatapannya? :o
Zenon : penuh dengan kehangatan, kesetiaan, dan lain-lain
Celine : oh begitu. But, i miss them ALL! :’(
Zenon : hei, tersenyumlah sedikit. Mereka mungkin tidak suka kalau kau kecewa.
Celine : hmmmm.... :(



















           Celine melemparkan handphone-nya dengan kasar ke kasurnya yang empuk dan lembut. Ia merasa kecewa akan semua itu. Baru kali ini Azura, Sally dan Alice membiarkan Celine sendirian. Tetapi, Celine sudah tidak kesepian lagi saat ia mengirim pesan pada Zenon. Tak tahu mengapa Celine merasa nyaman ketika sedang ada masalah dan bercerita kepada Zenon. Zenon, lelaki tampan berambut coklat terang yang menyukai gadis bernama Celine berambut brunotte. Yeah, mereka memang pasangan serasih ketika dijodohkan. Celine sangat sempurna dimata Azura dan Zenon, sedangkan Zenon sangat sempurna dimata Celine. Zenon masih penasaran pada Celine. “apakah Celine juga menyukaiku?” tanyanya dalam hati. Menggenggam handphone bewarna hitamnya di kamarnya yang tidak terlalu luas namun sangat unik. Kamarnya pun bernuansa gotik dan tertempel beberapa poster band rock faforitnya. Piala dan medali pun terpampang dikamarnya. Jendelanya mengarah kearah hutan kecil disebelah rumahnya. Zenon ingin mengungkapkan perasaannya kepada Celine. Zenon sangat mahir dalam bidang Sains dan olahraga, tetapi ia tidak mahir dalam bidang perasaan. Setelah mengumpulaj keberanian. Zenon mencoba mengirim pesan pada Celine.

Zenon : Maaf ya Celine kalau aku tidak membuatmu nyaman. Sebenarnya aku sudah lama memendam rasa ini, namun... aku sangat payah dan terlalu malu untuk mengatakan ini. Aku menyukaimu! Aku tidak ingin kau menyukaiku kembali hanya karena kasihan kepadaku, aku ingin kau jujur kepadaku dan perasaanmu.






               





Setelah mengirim pesan itu, Zenon merasa lega. 1... 2... 3... Zenon melihat kearah handphone-nya lagi. Ia merasa bahwa ia salah mengungkapkan perasaannya. Zenon takut Celine tidak menerimanya. Namun tiga menit berlalu, handphone Zenon menyala. Zenon, melihat kearah handphone-nya.






Zenon : Maaf ya Celine kalau aku tidak membuatmu nyaman. Sebenarnya aku sudah lama memendam rasa ini, namun... aku sangat payah dan terlalu malu untuk mengatakan ini. Aku menyukaimu! Aku tidak ingin kau menyukaiku kembali hanya karena kasihan kepadaku, aku ingin kau jujur kepadaku dan perasaanmu. (Send Failed)




       

Zenon merasa lega akan hal itu. Ia belum siap untuk mengungkapkan segalanya.
        “Oh My Gosh! Josh dan george memang selalu terlihat tampan!” itulah bahasa para pemandu sorak. Klub pemandu sorak memang kebanyakan suka bergosip, terutama tentang lelaki. Yeah, anggota pemandu sorak tidak asing dengan kata, “Oh, My Gosh!”. Alice pun juga. well, mungkin bukan sifat Alice untuk banyak berbicara. Namun, murid-murid lebih menyukai sifat Alice yang ceria.
        “hei, kau sudah siap untuk hari ini?” bisik Sally yang duduk disebelah Azura pada saat pelajaran Mr. Edward. “yeah” bisik Azura pelan. Sally mengarah kearah Alice yang duduk dibelakangnya. “kau?” tanya Sally. Alice mengacungkan jempolnya. Sally dan Azura tersenyum. “Miss Sally, Miss Alice, Miss...” kata Mr. Edward melirik kearah Azura yang tidak mengetahui namanya. “azura” Azura memutarkan bola matanya. Ia merasa kecewa karena Mr. Edward dapat menghafal nama Sally dan Alice, sedangkan ia tidak. “yeah, siapa saja terserah kau. Yang jelas, kalian tahu sekarang pelajaran matematika, bukan pelajaran BERBICARA.” Mr. Edward memelototi Azura. Lagi-lagi hanya Azura. Alice membersihkan kukunya dan tidak memedulikan. Sedangkan Azura, merasa tegang akan amarah Mr. Edward. “we’re sorry!” kata Azura dan Sally. Mr. Edward melirik kearah Alice. “sorry” kata Alice tenang sambil melihat kearah Mr. Edward lalu kembali fokus pada kukunya yang baru di menicure dan pedicure kemarin sore. Celine yang berada disebelah Alice merasa heran akan pembicaraan sahabatnya. “wait a second, apa yang kalian bicarakan?” Celine bertanya. Azura, Alice dan Sally mulai bingung. Alice tersadar akan situasi yang lebih penting draipada kukunya. “yeah, sebenarnya malam ini kami ingin ke Teen Cafe. Apa kau ingin ikut?” kata Azura sambil melirik kearah Sally dan Alice.
        “yeah, that’s right!” jawab Alice. Sally mengangguk.
        “ummm... oh... tentu saja. Aku akan datang!” jawab Celine lebih keras.
        “Miss Alice, Miss Celine, Miss Sally, Miss...” Mr. Edward mencoba mengingat. “Ozona! Kalian keluar dari kelas!” bentak Mr. Edward. Teman-teman tertawa saat mendengar kata “ozona, o-z-o-n-a” Azura semakin sebal. “Azura, sir!” Azura mengingatkan. “whatever!” kata Mr. Edward sambil menunjuk pintu keluar. Azura, Alice, Sally dan Celine keluar dari kelas. Beberapa menit kemudian. “pfffh! Memang sudah nasib kita seperti ini.” Kata Celine memulai pembicaraan. Azura, Alice dan Sally menoleh kearah Celine. Celine melihat kearah Zenon yang keluar dari kelas. Azura, Alice dan Sally melihat momen itu. Oh no! Ternyata bukan hanya Zenon yang keluar dari kelas. George, Leonard daaan JOSH juga. Azura melihat Josh menatapnya. Azura menjadi malu. “hai!” sapa George pada Sally dengan senyum manisnya. “hai juga. sedang apa kau keluar kelas?” tanya Sally. “kau tahu, kami dihukum karena membicarakan sesuatu didalam kelas Mrs. Milly. Yeah, that was sucks!” kata George dengan lembut. “kau?” sambung George. “well, sama sepertimu.” Sally menjawabnya dengan sedikit malu karena ia tidak ingin menunjukkan hal terjeleknya kepada kekasihnya, George. George tersenyum. Zenon melihat kearah Celine yang sedang asyik bercanda dengan Azura. Alice menatap kearah Sally dan Azura dan menaikan satu alisnya. “sepertinya lip glossku tertinggal di toilet, sorry guys aku pergi dulu.” Azura berlari menuju belokan dikoridor sekolah. “aku harus memberikan pengumuman pada anggota pemandu sorak. Sorry!” Alice ikut berlari mengejar Azura. “aku bantu!” jawab Sally lalu berlari mengikuti Azura dan Alice. “hmmm... sepertinya aku harus menggandakan pengumuman klub basket. Kami pergi dulu ya!” kata Josh melirik kearah George dan Leonard. “yeah, jangan terlalu lama ya!” Zenon mengingatkan. Josh, George dan Leonard berjalan menyusuri koridor sekolah. Well, kini hanya ada Celine dan Zenon. “sebenarnya...” kata Zenon dan Celine bersamaan. Zenon terdiam dan menatap Celine tanda mempersilahkannya berbicara terlebih dahulu. “tidak, kau saja dulu.” Jawabnya. Zenon semakin penasaran. Mungkin tadi Celine ingin mengungkapkan bahwa Celine juga menyukai Zenon. Namun, Celine balik bertanya. Zenon menjadi semakin berdebar-debar. “sebenarnya... aku menyukaimu. Ini memang konyol. Haha!” Zenon tertawa lalu kembali kewajah seriusnya. “hmmm... kau tadi ingin bilang apa?” tanya Zenon penasaran. “aku hanya ingin tanya, ini mungkin juga agak konyol. Tapi...” Celine tidak ingin meneruskan. Zenon tahu tanda itu, tanda bahwa Celine juga menyukainya. “yeah?” Zenon penasaran. “sebenarnya, berapa harga kaus band yang kau pakai kemarin?” tanya Celine. Zenon mulai kecewa. “tidak, aku hanya bercanda. Sebenarnya, aku juga ingin mengatakan hal yang kau katakan.” Celine berbicara dengan senyuman malunya. Zenon tersenyum. “so... kau menerimaku?” tanya Zenon. “yeah, tentu saja.” Jawab Celine lalu memeluk Zenon.
         “YAY! Yippie!” Azura dan Sally menari dan bersorak bahagia. “yeah, we did it girls!” seru Alice melanjutkan. Dibelakang Azura ternyata ada Josh, George dan Leonard. Josh memegang pundak Azura. “hei, memang ada apa?” tanya Josh dengan nada yang bagi Azura sangat keren! “sekarang Zenon dan Celine...” kata Azura sambil membuat bentuk hati ditangannya. “what the hell is that?!” kata Leonard tidak percaya. “ternyata, rencana kami juga berhasil!” tambah George. “wow wow wow! Your plan?” kata Azura tak yakin. Josh mengangguk. “yeah, the king of boy plan.” Kata Leonard percaya diri. “so... kalian juga merencanakan ini? Dan alasan untuk mem-photo copy pengumuman klub basket itu bulshit?” tanya Alice dengan nadanya yang pedas. “well, bisa dibilang begitu.” Jawab Josh dengan tenang. “yeah, terimakasih atas kerjasama yang rahasia ini ya!” Sally berterimakasih. Alice dan Azura tersenyum. Josh, Leonard dan George mengangguk. “thanks juga ya!” kata George.



To Be Continued